Isu krisis iklim menjadi perhatian penting dunia akhir-akhir ini. Berbagai bencana alam hadir sebagai bentuk bahwa alam tak lagi lestari. Persoalan sampah-sampah dengan berbagai jenisnya juga masih menjadi pe-er bersama. Permasalahan sampah menjadi permasalahan bersama yang harus segera dicari solusinya, dan salah satu sampah yang turut menyumbang adalah sampah yang berasal dari industri tekstil. Keberadaan pakaian-pakaian bekas ini secara tidak langsung juga turut menambah timbunan sampah-sampah yang berakhir di TPA.
Beberapa studi menyebutkan bahwa industri tekstil dianggap menjadi industri pencemar lingkungan setelah limbah minyak (Indonesia dalam Hasanah dan Nurika: 2022). Selain itu juga menurut (Mukherjee, 2015 dalam Hasanah dan Nurika), perkembangan fashion yang cepat (fast fashion) dan gaya hidup boros di tengah masyarakat menyebabkan munculnya banyak pakaian yang ternyata penyumbang terbesar polusi lingkungan. Salah satu solusinya adalah daur ulang baju lama dengan teknik Shibori bersama Hamparan Rintik.
Nah, dalam rangka mendaur ulang baju-baju lama dan juga menghemat biaya maka pada hari Selasa pada tanggal 7 Juni 2022 saya mengikuti pelatihan teknik Shibori, gawe bareng Hamparan Rintik dan Blogger Kodew Malang. Berbekal google map, saya berusaha mengira-ngira lokasi Café Tom Paviliun yang terletak di jalan Anggrek Vanda, karena saya lemah banget baca peta huu uuu always sedih saya, tapi berbekal semangat 45 dan saya cukup kenal daerahnya akhirnya bismillah saya berangkat.
Alhamdulillah, café Tom Paviliun sebagai tempat pelatihan ketemu dan sayapun bertemu dengan Mas Fikrah Ryanda Saputra alias Mas Fiko founder Hamparan Rintik. Bulan ini kebetulan yang dapat jadwal hadir dari Blogger Kodew Malang adalah saya dan dua orang, yaitu Mbak Avi dan Mbak Laily Octavia.
Oh ya, kebetulan saya akan belajar daur ulang baju lama berupa pencelupan kain dengan teknik shibori. Penasaran dengan segala keseruan saya? Yuk, segera kita bahas ya?
Mengenal Teknik Shibori
Secara bahasa Shibori itu berasal dari bahasa Jepang yang berarti pewarnaan tekstil dengan mengikat kain. Istilah Jawanya adalah Jumputan. Tie dye dalam bahasa Inggris yang artinya pewarnaan tekstil dengan mengikat kain. Shibori termasuk jenis kriya tekstil yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk produk kain mulai home dekor hingga fashion. Jadi, hasil jumputan ini bisa beragam sehingga dikenal juga dengan istilah batik Jepang.
Teknik Shibori ini memiliki kelebihan yaitu permainan warna yang tidak akan sama motif tiap produk, sehingga menghasilkan motif-motif abstrak yang berbeda-beda dan memiliki nilai jual.
Adapun pewarna yang digunakan untuk pewarnaan adalah warna naptol. Warna naptol ini akan tahan 5-10 tahun. Jika penggunaannya bijak, bahan naptol bisa digunakan berkali-kali. Teknik pewarnaan dengan naptol ini tidak hanya dicelup, bisa dikuas atau dicipratkan.
Selayang Pandang Hamparan Rintik
Awal bertemu Mas Fiko ini beliau sosok yang humble, ceria, sehingga enak banget untuk ditanya-tanya seputar teknik shibori dan pewarnaannya serta berbagai kegiatan bersama hamparan rintik. Mas Fikrah Ryanda Saputra yang lebih sering dikenal dengan Fiko ini mendirikan hamparan rintik sejak 2017 lalu. Hamparan rintik itu diambil dari kata babaran titik, yang berarti kumpulan titik. Terinspirasi dari kata batik serta kumpulan air yang menyerap pada serat kain saat proses pewarnaan. Unik banget namanya.
Hamparan rintik ini selain melakukan banyak pelatihan juga menyewakan kain dan baju untuk berbagai event, termasuk foto pre-wedding. Produk-produk yang dihasilkan oleh Hamparan Rintik dengan teknik Shibori ini keren-keren banget, diantaranya kain yang sudah menjadi pakaian atasan model tunik, kaos-kaos, kerudung, dan tas.
Buk Ibuk dan Sahabat bisa segera melihat instagram @hamparanrintik untuk melihat berbagai keindahan kain-kain shibori yang dibuat menjadi pakaian juga bisa dijadikan bahan untuk dekorasi wedding yang cantik banget seperti ini nih:

Sumber: Instagram hamparanrintik
Proses Pewarnaan Baju dengan Teknik Shibori
Saya sudah membawa 3 kaos polos sebagai bahan kriya dengan teknik shibori ini, pertama kaos anak berwarna putih, kaos anak berwarna biru, dan kaos saya berwarna biru muda yang sudah pudar. Saya penasaran banget kira-kira ketiga kaos ini akan menjadi motif dan warna apa. Proses pewarnaan baju lama ini dengan teknik Shibori ini mudah banget lho, yuk, simak caranya sebagai berikut:
Sediakan kain atau Baju/kaos lama dari bahan katun. Bahan ini kita ikat dengan karet gelang. Harus diikat yang kuat ya? Nantinya bagian yang diikat itu akan berwarna putih. Untuk ikatannya saya memilih ikatan ujung-ujung, lalu ikatan tengah, lalu model jumput di beberapa titik.
Siapkan napthol sebagai bahan pewarna kain. Napthol ini merupakan zat warna tekstil yang digunakan untuk mencelup secara cepat dan mempunyai warna yang kuat (sumber Google.com). Kali ini Mas Fiko membawa naptol berwarna kuning dengan campuran garam biru. Oh ya, naptol ini kata Mas Fiko bisa didapatkan di Shopee dan toko bahan kimia. Berbentuk serbuk dan harus dicampur dengan air hangat.
Campur naptol dengan air hangat lalu taruh di wadah. Kali ini ada beberapa naptol yang dibawa oleh Mas Fiko, diantaranya naptol berwarna kuning, kemudian setelah dicampur dengan air hangat diletakkan di wadah. Lalu garam biru dicampur dengan air biasa diletakkan dalam wadah yang berbeda. Selanjutnya baju/kain dimasukkan ke dalam naptol kuning beberapa menit, kurang lebih 10 menit. Lalu angkat dan kita masukkan ke dalam wadah berisi air garam biru selama 5-10 menit. Perlahan-lahan warna baju akan berubah sedikit demi sedikit.
Angkat baju/kain dan peran air garam untuk menghentikan proses pewarnaannya. Selanjutnya buka ikatan karet gelang yang ada di baju, lalu angin-anginkan. Yeyy, alhamdulillah hasil pewarnaan kaos lama saya jadi bermotif dan bagus banget.
Proses pencucian baju setelah pewarnaan dicuci dengan air tanpa deterjen, kurang lebih 5 kali pencucian masih luntur, sehingga baju/kain yang telah diwarnai dengan teknik shibori ini disendirikan dari baju-baju lainnya. Kemudian jemur dengan teknik angina-anginkan agar warna tidak pudar.
Menurut Mas Fiko, teknik Shibori ini bisa diaplikasikan pada kain dan juga baju lama/bekas yang warnanya sudah pudar. Hasilnya so amazing, penasaran dan bahagia bisa bikin sendiri, bagus banget dan sangat direkomendasikan untuk menjadi alternatif punya baju baru dengan warna berbeda.
Nah, dari naptol yang berbeda dan dicampur dengan garam yang berbeda akan menghasilkan warna-warna yang berbeda. Seperti baju pertama dan kedua saya ini menggunakan naptol kuning dan garam biru menghasilkan warna ungu kebiruan. Lalu baju ketiga karena kaos berwarna biru oleh Mas Fiko dicampur dengan naptol berwarna hijau menghasilkan warna biru tua. Sedangkan teman saya selain kaosnya berwarna ungu mirip milik saya ada juga yang warnanya berubah menjadi merah karena dicampur dengan garam hijau, jadinya bagus banget.
Kesan Pelatihan Bersama Hamparan Rintik
Kesan saya pelatihan ini keren banget, pas banget buat pemanfaatan baju lama yang sudah pudar sehingga menghemat biaya juga. Pelatihan ini jujur sangat bermanfaat bagi saya pribadi. Selanjutnya pelatihan ini pas banget sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Oh ya, kegiatan tehnik Shibori ini menurut saya juga cocok dilaksanakan mulai usia anak-anak hingga orang tua, sebagai bentuk healing, pengisi waktu luang untuk kegiatan arisan, atau relaksasi rekreasi keluarga. Terima kasih banyak Mas Fiko atas kesempatan belajar sehari di kelas daur ulang baju lama dengan teknik Shibori ini, ilmu jenengan sangat bermanfaat.
Nah, ibuk-ibuk dan Sahabat, itulah kegiatan mendaur ulang baju lama dengan teknik Shibori bersama Hamparan Rintik. Bagi Ibu-ibuk dan Sahabat, Hamparan Rintik ini selalu membuka kelas untuk kriya ini. Kelas Hamparan Rintik dilakukan minimal 2 sampai 50 orang. Reservasi dilakukan H-1 atau 2 minggu sebelumnya. Harga kelas mulai dari 75 ribu per orang. Untuk info lebih lanjut, Ibuk-ibuk dan Sahabat bisa DM ke Instagram @hamparanrintik. Yuk, saatnya kita healing positif dengan mendaur ulang baju-baju lama kita menjadi baju-baju baru yang amazing.
Referensi
https://ukinstitute.org/journals/ib/article/view/319
https://www.instagram.com/hamparanrintik
23 Comments. Leave new
aku dulu pernah bikin waktu SMP, namanya jimpitan.
Ternyata sekarang nge-tren dengan nama teknik shibori ya
kemarin memang nge-tren banget baju tie dye
btw aku belom kesampean punya 1 baju tie dye wkwk
Iya nih Kak, bisa buat sendiri juga lho.
Seru banget memang menghias kain dengan teknik jumputan ini. Hasilnya selalu unik, ya
Bener banget Mbak.
Acaraanya seru banget! Jadi pengen ikut kelas lagi bersama Hamparanrintik kapan-kapan.
Mbak, udah praktik sendiri di rumah kah?
Iya, mupeng dengan sebarek pelatihannya Mbak.
Anak saya sewaktu TK pernah diajari membuat jumputan seperti ini mbak. Karena maaih TK pakainya kain seukuran saputangan. Hasilnya memang bagus, warna-warni. Ide kreatif yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ini. Sukes terus untuk Hamparan Rintik dengan kelas kriya teknik shiborinya.
Betul banget Mbak, idenya sangat kreatif.
Keren. Saya tertarik dengan kegiatan begini. Tapi di tempat saya tak ada yang buka pelatihan. Barangkali ada versi Onlinenya. Belum tentu saya bisa mengikutinya. Terima kasih telah berbagi, Mbak.
Bisa buat sendiri Mbak. Sama-sama.
Waah jadi keren yaa hasil teknik shibori.
Ternyata teknik Shibori ini bisa buat kain dan juga baju lama/bekas yang warnanya pudar, ya. Jadinya baju-baju kita bisa jadi baju baru.
Betul banget Mbak, jadinya sukaa banget, macam punya baju baru.
Iya, ya, kenapa nggak kepikiran? Baju yang lama dibikin shibori gini kan malah oke, ya.
Ngomong-ngomong, muridku kelas 5 tuh ya dapat teori gini di semester 2. Wah, bisa nih kalau diajak praktik langsung.
Wah, cocok nih Mbak, anak-anak pasti suka
Mantooool Mbak jadinya euy saya kira baju yang motifpun bisa dimanfaatkan, ternyata tidak bisa ya, Mbak…harus kaos polosan yang sudah pudar warnanya ya, Mbak
Iya Mbak, lebih baik polos biar hasilnya mantul
Kalau aku sih daur ulang dengan cara dijahit ulang atau dibuat model baru gitu
Bisa juga nih Kak idenya.
Keren nih inspirasinya apalagi buat pakaian yang warnanya udah luntur
Siip Kak, pakaian yang warnanya pudar bakalan kinclong nih.
Beberapa waktu lalu, aku dampingi anakku bikin kain shibori buat tugas sekolahnya, baru tahu juga kalau bisa buat seperti ini
Wah, seru pastinya ya Mbak.
Waahh teknik shibori ya ini? Dulu di SMP pernah praktek tapi lupa namanya teknik apa. Bermanfaat banget ya, biar baju yang lama terlihat seperti baru hhee