Dalam kehidupan ini, sebagai hamba Allah kita diperintahkan untuk membaca. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5. Membaca disini bermakna, bukan sekedar membaca secara harfiah, akan tetapi membaca secara luas, yaitu membaca ayat-ayat Allah yang ada di muka bumi pada siapapun, pada diri manusia itu sendiri, alam dan seisinya, hasil kreativitas dan inovasi manusia yang kesemuanya berasal dari ilmu Allah.
Sejatinya, hidup adalah sebuah pembelajaran sejati. Sebagai manusia, life long education masih harus terus kita lakukan, walaupun usia nanti akan menua. Sebagaimana Hadits Nabi:
أطلب العلم من المهد إلى اللحد (رواه البخاري)
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat” (HR. Bukhori).
Hadit ini menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu dilakukan sejak manusia lahir hingga wafat. Maknanya bahwa, menuntut ilmu merupakan kegiatan yang dilakukan bagi manusia dari sejak lahir hingga wafatnya.
Nah, saat kita mencari ilmu ada banyak etika yang harus ditaati dan dilaksanakan bagi seorang pembelajar agar nantinya ilmu yang didapatkannya berkah dan bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang di sekelilingnya. Bukankah dalam Hadist Nabi telah disebutkan:
خيرالناس أنفعهم للناس (رواه طبراني ودارقطني)
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
(HR. Thabrani dan Daruquthni).
Saat pandemi ini, pembelajaran berbasis digital sangat marak. Webinar-webinar semarak dilaksanakan. Hal ini sebagai bentuk bahwa pendidikan harus tetap berjalan, walaupun di tengah-tengah gelombang pandemi. Saat mengikuti berbagai webinar dimanapun kalian berada, tentunya ada banyak rambu-rambu yang harus kalian patuhi, baik secara tertulis, atau tidak tertulis, salah satunya adalah mengosongkan gelas.
Kosongkan Gelasmu
Wah, ada apa dengan mengosongkan gelas??? Kalimat ini memiliki makna dan implikasi yang sangat signifikan. Saat kita menimba ilmu maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah niat untuk mengikuti acara tersebut (menimba ilmu) dan mengosongkan gelas.
Mengosongkan gelas bermakna, memberikan ruang bagi diri kita untuk menerima pasokan ilmu dari orang lain. Seakan-akan ilmu adalah air yang berada dalam sebuah gelas. Maka, gelas itu harus berada dalam kondisi kosong keika akan belajar atau mendapatlkan pengetahuan baru. Sehingga , gambaran yang didapatkan ketika gelas kosong maka kita akan mudah menuang air atau apapun ke dalam gelas. Sebaliknya jika gelas penuh berisi air dan akan dituangi air kembali yang ada adalah air akan tumpah dan ibarat ilmu, maka ilmu tidak akan masuk, serta memiliki dampak pada diri pembelajar tersebut.
Sebagai contoh dengan maraknya webinar bahasa Arab, saya sangat senang dengan adanya beragam webinar bahasa Arab yang muncul. Hampir 85% saya mengikuti webinar ini disertai dengan isu-isu kekinian. Sebagai pengajar bahasa Arab, tentunya sedikit banyak saya mengetahui isi daripada materi yang akan disampaikan dari pemateri, namun saya tetap menjaga etika seorang pembelajar ketika sedang belajar, walaupun saya paham dan tahu betul tentang isi webinar tadi. Hal ini sebenarnya memiliki tujuan agar kita terhindar dari rasa ujub dan iri hati pada saat mencari ilmu.
Mengosongkan gelas memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi pembelajar agar memiliki kesiapan yang maksimal dalam menerima ilmu, sehingga berdampak dengan kebermanfaatan ilmu yang telah didapatkannya.
Oleh karena itu, siapapun yang ingin menimba ilmu jangan lupa mempersiapkan diri untuk mengosongkan gelas terlebih dahulu agar ilmu yang didapat mudah diterima. Semoga bermanfaat.
#ODOPISB2020
#IndonesianSosialBlogpreneur
3 Comments. Leave new
Masyallah,, bagus sekali ustadzah, banyak pesan moralnya yg berhasil tersampaikan. Terimakasih banyak ustadzah. Semoga selalu menginspirasi.
Masyallah,, bagus sekali ustadzah, banyak pesan moralnya yg berhasil tersampaikan. Terimakasih banyak ustadzah. Semoga selalu menginspirasi.
Amin, syukron Mas Dika.