Assalamualaikum semuanya…..masih sering ke pasar tradisionalkah? Kalau saya sering banget…hampir tiap minggu ke pasar tradisional dekat rumah di area jalan Ki Ageng Gribing Malang.
www.google.com |
Biasanya saat ke pasar tradisional saya buat barengin sama jalan-jalan sama keluarga. Jadi kami putar-putar area
velodrom yang setiap hari Minggu tiba-tiba alias mendadak jadi area car fre day, semua orang pada tumplek blek, pada jalan-jalan, belanja, melihat-lihat dagangan yang digelar di samping jalan, mulai aneka makanan dan minuman, ada lapak kue-kue basah, tahu petis, mainan, aksesoris, jilbab-jilbab, buah-buahan hingga sembako semua ada.
Selain itu, ada area permainan anak-anak itu selalu ramai pengunjung yang inin naik komidi putar, pindah-pindahin pasir dengan mobil-mobilan, memancing hingga melukis dipastikan rame banget. Ada lagi yang sangat disukai anak-anak nih, naik delman (kereta kuda) dan kereta api. Harga dibandrol 5000 rupiah per orang dan udah bikin anak-anak ceria.
www.google.com |
Nah, sepulang jalan-jalan saya selalu mampir ke pasar radisional yang berlokasi di sebelah area velodrom tadi. Biasanya saya juga mengajak anak-anak berbelanja. Rame sih iya, namun sebenarnya saya mengajak
anak-anak ke pasar tradisional itu dengan beberapa alasan juga lho, yaitu:
1. Mensyukuri keberlimpahan rezeki
Hampir semua bahan makanan berlimpah ruah di pasar, dari sayuran, buah, ikan, ayam hingga bumbu-bumbu semuanya ada. Bersyukur banget kita masih bisa berbelanja bahan makanan. Coba lihat di sekitar kita, untuk makan saja mereka susah. Nah, hal-hal beginian ini perlu kita tanamkan pada anak-anak kita.
2. Mengenal semua isi pasar
Saat anak belajar apapun bagusnya dengan real object. Nah, saat ke pasar, Moms juga bisa lho mengajak ananda belajar mengenal sayuran, buah-buahan, ikan, ayam, dan banyak benda lainnya. Hitung-hitung ananda jadi punya gambaran nyata tentang sebuah objek.
3. Belajar berinteraksi dengan orang lain
Ketika Mom berbelanja, secara tidak langsung juga berinteraksi dengan orang lain lho. Bagaimana cara dan teknik berbelanja, menawar barang dagangan dengan tanpa menyinggung orang.
Jadi sebenarnya pasar tradisional bisa juga menjadi ‘lahan’ edukatif bagi keluarga.
Saya pernah merasakan berada di pasar tradisional yang sangat berkesan bagi saya ketika saya sedang riset mencari
bahan tulisan untuk buku Kuliner Malang Tempo doeloe.
bahan tulisan untuk buku Kuliner Malang Tempo doeloe.
Foto dokumen pribadi |
Nah, saya berkesempatan menuju pojok pasar khusus bagi penjual kue-kue basah. Setiba di lokasi, saya melakukan wawancara pada owner 2 toko kue. Keduanya mengaku sudah tahunan berjualan kue. Alhamdulillah usaha yang mereka bangun membuahkan hasil dan menjadi jujukan masyarakat untuk berbelanja kue-kue basah.
Awalnya jualan kue-kue basah hanya terpusat di pasar tradisional, seiring berjalannya waktu bermunculanlah para penjual kue-kue basah, akan tetapi pasar besar di kota Malang tetapmenjadi jujukan para konsumen pencinta kue-kue basah.
#pasartradisional
#pasaredukatif
#ODOPISB
#pasaredukatif
#ODOPISB
#Day4
#11Juli2019