https://pixabay.com |
Pada tanggal 23 Juli besok Indonesia akan punya perhelatan besar yaitu peingatan Hari Anak Nasional. Saat ini dirasa masih kurang maksimal adanya pemenuhan hak-hak anak. Oleh karena itu, berawal dari keluarga sebagai komunitas terkecil pemenuhan hak-hak anak perlu dijaga dan diberikan, sehingga anak merasakan bahwa hak-haknya terpenuhi dan ia menjadi sosok anak yang bahagia lahir dan batin.
Adapun 3 kunci agar anak bahagia dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan Hak Anak Secara Cukup
teras.id |
Berdasarkan Konvensi PBB tahun 1989, ada 10 hak-hak anak yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat, termasuk keluarga. Hak-hak yang dimaksud adalah: hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan, nama (identitas), status kebangsaan, makanan, akses kesehatan, rekreasi, kesamaan, dan berperan dalam pembangunan. Kesepuluh hak ini minimal telah Ayah dan Bunda lakukan untuk memberikan penghargaan kepada anak.
2. Fasilitas Ramah Anak
Foto dokumen pribadi |
Fasilitas yang dimaksudkan tak hanya terbatas fasilitas secara fisik saja namun juga non fisik.
Fasilitas Fisik
misalnya: 1) tangga yang ada di rumah ramah anak, artinya tidak berbahaya, terbuat dari bahan yang aman bagi anak dan tidak terlalu curam; 2) aneka barang-barang makan milik anak seperti piring, gelas, sendok yang ramah anak, walaupun terbuat dari plastik atau seng; 3) Mainan- mainan yang dimiliki juga ramah anak, artinya Ayah Bunda silahkan memilihkan mainan yang sesuai dengan usia anak, tidak berbahaya dan membahayakan.; 4) memilihkan acara/program televisi yang ramah anak, Ayah Bunda turut mendampingi saat ananda menonton televisi dan membatasi tayangan-tayangan yang non edukatif; 5) mengontrol tayangan game atau film yang ditonton ananda melalui layar ponsel.
misalnya: 1) tangga yang ada di rumah ramah anak, artinya tidak berbahaya, terbuat dari bahan yang aman bagi anak dan tidak terlalu curam; 2) aneka barang-barang makan milik anak seperti piring, gelas, sendok yang ramah anak, walaupun terbuat dari plastik atau seng; 3) Mainan- mainan yang dimiliki juga ramah anak, artinya Ayah Bunda silahkan memilihkan mainan yang sesuai dengan usia anak, tidak berbahaya dan membahayakan.; 4) memilihkan acara/program televisi yang ramah anak, Ayah Bunda turut mendampingi saat ananda menonton televisi dan membatasi tayangan-tayangan yang non edukatif; 5) mengontrol tayangan game atau film yang ditonton ananda melalui layar ponsel.
Sedangkan fasilitas non fisik yang dimaksud adalah ananda merasakan bahwa seluruh anggota keluarga memberikan perlindungan dan rasa nyaman pada saat berada di rumah.Ananda merasa bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi kisah dan tempat tujuan awal bagi ananda untuk menyalurkan pendapat dan berekspresi serta mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Yang Ramah Anak
Bidanku.com |
Anak berkomunikasi bersama seluruh anggota keluarga dan juga masyarakat di sekitarnya. Secara tidak langsung, ungkapan verbal dan non verbal sebagai bentuk komunikasi sebuah keluarga juga akan menurun pada karakter ungkapan anak-anak. Oleh sebab itu, betapa keluarga punya peran penting untuk membentuk bagaimana cara berkomunikasi yang ramah anak. Komunikasi yang ramah anak akan memberikan sebuah penghargaan bahwa anak juga manusia yang perlu dihargai, didengar dan dilindungi.
Itulah 3 tips agar Ayah dan Bunda menjadi keluarga yang ramah anak. Keluarga yang memahami, menghargai dan melindungi anak akan dapat memberikan penguatan karakter anak dan menjadikan hidup anak bahagia. Semoga bermanfaat.
#harianaknasional
#keluargaramahanak
#ODOPISB
#keluargaramahanak
#ODOPISB
#Day6
#13Juli2019
25 Comments. Leave new
bagus tipsnya
Terima kasih Mbak
sip mbak, memang kualitas dan kuantitas dalam membersamai anak-anak itu penting. Kadang kita tidak memukul namun pilihan kata-kata kita salah pun bisa melukai hati anak kita (hiks, terkadang aku masih suka lupa terkait hal ini)
Iyap betul Mbak. Saling mengingatkan ya Mbak?Semangat untuk jadi Ibu yang baik lagi, sayapun begitu, harus berusaha.
Insyaa Allah siap mbak.
Saat ini, orang tua banyak menghabiskan waktunya dengan gadget daripada dengan anak.
Semoga bisa sadar setelah membaca artikel ini. Terimakasih mbak.
Sami-sami Mbak.
Betul ya mba fasilitas di rumah harus ramah anak untuk menghindari hal buruk. Dan tentunya orang tua harus selalu mendampingi.
Betul Mbak
Anak yang ceria berawal dari rumah yang bahagia… Insyaaallah semangaat, mewujudkan rumah ramah anak… Tengkyuu tipsnya mbak Laily ^^
Kindly visit diarynovri(dot)com
Iyap, betul Mbak.
gizi yang baik, pendidikan yang bagus, lingkungan ramah anak, komunikasi yang ramah tapi tetap tegas, dan luangkan waktu buat anak <<< semua itu yang lagi aku usahakan buat anak2ku
Masya Allah barokallah Mbak Irena.
Barangkali bisa dijelaskan lebih lagi apa itu yg dimaksud dg ramah anak, mbak. Hehe. Mahasi
Iyap Mbak…ramah yang dimaksud adalah tidak berpotensi membuat ananda merasa tidak nyaman, sakit, dan sesuai dengan usia serta kondisi ananda. Kalau diaplikasikan pada pada realita, misal kota ramah anak, berarti fasilitas kota harus pro anak, artinya nyaman dan sesuai untuk prosedur anak. Begitupula untuk keluarga yang ramah anak bisa dilihat dari sisi fisik, yaitu fasilitas rumah dan juga non fisik, misal komunikasi.
Setuju banget nih. Tinggal diterapin aja nih mbak. Saya juga bismillah, semoga bisa begini juga.
Amiin. Semoga saya istikomah Mbak.
Terutama sebagai orang tua ya Mbak, harus bisa menghadirkan lingkungan yang ramah anak. Noted nih buat ortu baru seperti saya.
Siip Mbak
Terima kasih, tipsnya mbak.. Ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan terlebih soal komunikasi.. Harus banyak sabar..
Iyap bener banget…harus kulaan sabar ya?
Wah iya ya jadi PR buat ortu nih bahwa anak pun butuh hak yg kudu diterima seperti menghargai, memahami dan melindunginya. Tak hnya yg berbentuk fisik sj. Thx mb infonya.
Sami-sami Mbak
Terimakasih tipsnya mbak Laily. Bu ibu newbie macam ku ini jadi banyak belajar demi Julio ❤️
Bener banget mbaa, setuju. Dan, komunikasi ini ya mba yang mesti dibangun sejak dini. Penting!
Yup mbak, bener banget. Sebelum kita menuntut ini itu ke anak, agar anak selalu bahagia. Berikan dahulu hak-haknya sebagai anak, agar dia lebih percaya diri dalam melangkah nanti.