Memasuki era new normal atau kenormalan baru, tentunya ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh para orang tua dalam rangka membekali pengetahuan ananda tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan new normal.
New normal menurut Badan Bahasa diartikan sebagai kenormalan baru, yaitu keadaan normal yang belum ada sebelumnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa gelombang pandemi yang datang di pertengahan Maret 2020 hingga saat ini masih belum berakhir. Pemerintah berinisiatif untuk melakukan new normal dalam rangka menormalkan kembali sisi ekonomi setelah pandemi covid-19.
Sejak awal Juni 2020 pemerintah telah mencanangkan era new normal. Hal ini berarti bahwa kita akan hidup berdampingan dengan virus. New Normal ini membuat kita hidup dengan kebiasaan-kebiasaan baru dan setiap saat kita harus mengikuti prosedur atau protokol kesehatan dimanapun kita berada, seperti selalu mencuci tangan, menerapkan social distancing, menggunakan masker saat keluar rumah, membersihkan diri dan mencuci pakaian yang telah dikenakan saat masuk rumah, berbagai aturan kesehatan di tempat umum dan di transportasi umum, hingga bila merasa sakit lebih baik berada di rumah saja. Sehingga, ada banyak aturan-aturan serta protokol kesehatan yang harus dijalani oleh setiap individu dimanapun berada dalam rangka mencegah dan menjaga untuk tidak tertular virus Covid-19.
Baca juga: New Normal Life dan Upaya Edukasi Pada Anak
Dalam pandemi Covid-19 ini, siapaun dapat terkena, tak peduli orang tua, muda dan anak-anak. Sehingga, sebagai orang tua perlu kiranya untuk melakukan edukasi new normal kepada ananda. Hal ini sebagai bentuk upaya orang tua untuk turut aktif dalam upaya-upaya mencegah dan memutus rantai virus ini.
Ada 5 cara bagi orang tua untuk edukasi new normal pada ananda, yaitu :
1. Carilah Waktu Yang Tepat
Waktu yang tepat ini rasanya penting bagi anak, mengingat keadaan mood anak yang naik turun, terlebih mereka lama berada di rumah, terkadang ada rasa bosan melanda. Saat ananda telah siap belajar di pagi hari, atau orang tua melihat kondisi ananda kapan edukasi new normal siap dilakukan. Biasanya untuk ananda yang masih usia dini hanya membutuhkan waktu paling lama 10-20 menit bisa fokus pada suatu obyek, sehingga edukasi new normal perlu dilakukan dengan kata yang singkat, padat, dan berisi, alias penuh makna ya?
2. Gunakan Tuturan Bahasa Anak-Anak
Edukasi new normal sangat cocok dilakukan jika menggunakan tuturan bahasa anak-anak. Bahasa yang intinya meminta anak-anak untuk mentaati protokol kesehatan yang sudah ditentukan serta menjaga kesehatan dengan tetap mengkonsumsi makanan dan minuman sehat. Tuturan bahasa anak berbeda dengan tuturan bahasa pada orang dewasa, sehingga dengan menggunakan tutuan bahasa anak-anak yang didapatkan adalah anak tetap merasa bahagia dan tidak terbebani untuk mengikuti berbagai prosedur kebiasaan baru di new normal.
3. Gunakan Media Edukasi Menarik
Berbicara tentang dunia anak, tentunya perlu media atau sarana. Media ini dimaksudkan untuk membantu anak dalam memahami apa yang orang tua sampaikan. Nah, salah satu media yang bisa digunakan adalah youtube. Saya telah memilih salah satu channel yang mudah untuk dicerna oleh para ananda kita, yaitu media tentang pemahaman new normal berbasis animasi. Hasilnya ananda saya yang masih duduk di bangku TK B sukses mendengarkan dengan baik, karena memang anak itu pada dasarnya menyenangi hal-hal yang sifatnya visual dan audio. Sehingga dengan model animasi, secara tidak langsung pesan new normal akan tercerna dan anak akan teredukasi.
Berikut channel Youtube yang dapat digunakan sebagai model edukasi pada ananda:
4. Praktek Langsung
Salah satu cara paling jitu untuk menanamkan kebiasaan new normal adalah dengan praktek langsung, karena sejatinya anak itu seorang peniru ulung. Sehingga role model orang tua amat dinanti dan akan berdampak baik bagi ananda.
Sejak awal covid, saya sudah mengedukasi ketiga ananda saya untuk melakukan prosedur atau protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, berjemur, menerapkan social distancing dan menjaga nutrisi tubuh. Nah, di new normal, tetap saya lakukan edukasi dengan praktek langsung, misalnya sebelum makan, setelah bermain, memegang benda-benda dan dari kamar mandi. Hal ini bertujuan agar ananda tetap memahami prosedur kesehatan bahwapada masa new normal virus itu juga tetap ada, sehingga yang harus kita lakukan adalah tetap melakukan edukasi aktif kepada ananda dan melakukan prosedur kesehatan.
5. Lakukan Monitoring dan Evaluasi
Dalam setiap rencana program, perlu bagi orang tua untuk selalu melakukan monitoring dan evaluasi. Hal ini untuk melihat sejauh mana ketercapaian edukasi orang tua kepada ananda, sehingga diketahui sisi kekurangan dan perlu perbaikan. Monitoring dan evaluasi ini juga merupakan bentuk support orang tua untuk tetap mengedukasi dan memperhatikan berbagai hal yang dilakukan oleh anandanya.
Oleh karena itu, edukasi new normal penting untuk dilakukan agar ananda mengenal, mengerti dan memahami apa itu new normal serta apa saja kebiasaan-kebiasaan yang harus dilakukannya untuk mencegah dan menjaga diri selama pandemi covid-19 ini. Semoga Allah SWT selalu memberi kita kekuatan, kesabaran, dan kesehatan. Amin Allahumma Amin. Semoga bermanfaat.
16 Comments. Leave new
Bener bgt. Memang ya mbak untuk mengedukasi anak2 wajib pakai bahasa yang mudah dimengerti anak seusianya. Sehat selalu ya mbak sama ke 3 ananda nya juga. Harapanku banyak ortu yang membaca artikel ini supaya sama2 mengedukasi anak dg menyenangkan 🙂
Amin, terima kasih Mbak. Sehat slalu buat Mbak Ella.
Sebagai seorang guru, artikel ini sangat bermanfaat utk saya informasikan kepada anak didik saya, Mbak.
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan & keselamatan utk kita semua. Aamiin 🙂
Amin, semoga bermanfaat ya Mbak.
saya mengalami kasus soal new normal ini dengan keponakan saya yang masih usia 4 tahunan lebih, cuman kecerdasannya di atas rata-rata, karena setiap hari mamanya membawanya ke sekolah karena mamanya ngajar mungkin dia belajar banyak hal lebih awal, selalu banyak nanya, termasuk beberapa hari lalu sekolah mamanya sudah buka kayak selang seling gitu sih ga tiap hari, dia nanya kenapa mamanya udah ke sekolah dan dia ga ikut waktu itu, (lebih milih tinggal di rumah dengan tantenya) saya mencoba sudah menggunakan bahasa anak-anak ternyata dia sangat kritis, hampir kewalahan saya jawabnya, dan dia tahu tentang istilah new normal ini, tapi sekalian juga sih mengedukasi dia praktek cuci tangan yang rajin dan pakai masker
Masya Allah keren banget ya Mbak? Semoga sehat slalu yaa.
Aamiin, terima kasih sharingnya, Mbak Laily. Memang kalau edukasi pada anak perlu tips dan trik khusus biar mudah diterima dan diterapkan sama anak
Betul bangey Mbak Lia
Anak memang peniru ulung ya kak, sayangnya susah sekali orang dewasa memakai masker misalnya. Apalagi saya yang berkaca mata. Suka berembun. susah melihat. Semoga, pandemi cepat berlalu, tidak sanggup bermasker sepanjang waktu. Namun, karena lebih penting dipaksa paksain, terasa kurang nyaman sih.
Iya Mbak, memang klo berkacamata gitu, saya pernah ngalamin juga pas naik motor pakai kacamata. Semoga segera berlalu yaa.
Tipsnya bermanfaat buat para orang tua nih Mbak. Kondisi ‘new normal’ sering dianggap kondisi pandemi sudah berakhir. Padahal kita tetap perlu menjaga protokol kesehatan. Apalagi anak-anak yang perlu pengawasan ekstra. Semoga kondisi kita dan keluarga terus terjaga dengan baik. Aamiin.
Betul banget, apalagi di desa, wes kayak normal gitu. Sama-sama Mbak
Aku belum ngalami nih mbak. Anakku masih bayi jadi ya ngikut aja. Makasi mbak sharingnya.
Iya ya Mbak, terima kasih
Karena kondisi masih pandemi, saya akhirnya menunda si bungsu masuk TK. Karena khawatir kalau mesti disuruh masuk sekolah offline bergantian. Ternyata, mendampingi kakaknya aja udah wow hari-hari belakangan. Benar-benar nggak mudah memang dan butuh cara yang tepat supaya mereka nggak ngambek atau bosan. Semoga pandeminya segera berlalu ya, Mbak dan kita bisa beraktivitas dengan normal kembali..
Amin. Betul banget Mbak. Saya juga sama.