Assalamualaikum Buk Ibuk dan Sahabat, semoga sehat selalu ya? Apakah Buk Ibuk dan Sahabat punya kenangan? Yap! Pastinya setiap orang memiliki kenangan dalam hidupnya ya? Menurut KBBI daring, kata kenangan bermakna sesuatu yang membekas dalam ingatan, kesan dalam ingatan, sehingga dalam hidup seseorang kenangan yang ada dan membekas akan terus dikenang dam ingatannya.
Salah satu kenangan yang menarik untuk dikulik dan dijelajahi kembali adalah kenangan masa kecil. Kenangan masa kecil setiap orang pasti berbeda-beda, namun secara umum kenangan masa kecil dapat memberikan kesan yang berbeda dalam hidup seseorang. Ingatan-ingatan yang berkesan akan terus hidup di sepanjang masa.
Kali ini saya akan menceritakan beberapa kenangan masa kecil saya. Semacam memutar jarum jam, yuk kita akan berpetualang. Bercerita tentang masa kecil saya yang menurut saya sangatlah indah. Masa kecil saya lalui di kota Tape Bondowoso Jawa Timur, sebuah daerah yang agak sepi dan berhawa dingin karena terletak di dataran tinggi. Saya menghabiskan masa sekolah dari TK hingga MTsN di kota Bondowoso ini, dan melanjutkan MA di Jember.
TK saya di TK Tunas Ria yang saat itu belum memiliki gedung permanen dan menggunakan ruangan di SD Kotakulon I. Pada waktu TK saya sempat tampil menyanyi di acara pameran kota Bondowoso dengan menyanyikan lagu Ibu Pertiwi, lalu saya mengikuti event Kartinian di sekolah dan karnaval kota dengan kostum olahragawan. Di TK B (dulu Namanya Nol besar) saya pernah operasi amandel dan menghabiskan waktu dengan mengkonsumsi makanan yang super halus pasca operasi.
Baca lagi:
3 Tips Membangun Komunikasi Ala Generasi Z
Berkunjung ke Perpustakaan Kota Malang
Selanjutnya saat sekolah dasar saya bersekolah di SD Kotakulon II, jarak rumah dan sekolah cukup jauh, sehingga Papa dan Mama menggunakan mobil sekolah untuk antar jemput saya. Malangnya, mobilnya suka mogok, walhasil saya jalan kaki ke rumah. Akhirnya kelas III saya pun pindah ke sekolah yang dekat yaitu SD Dabasah 6. Banyak kenangan saya saat duduk di bangku SD ini. Saat SD saya pernah menjadi delegasi lomba UKS sekolah di Surabaya, sehingga setiap minggu pagi saya harus latihan baris berbaris di Polres Bondowoso. Selanjutnya saya menjadi petugas upacara, yaitu pengibar bendera, mengikuti karnaval dengan kostum tradisional karena waktu itu setiap agustusan pasti ada karnaval dan setiap sekolah wajib mengikutinya. Kenangan tak terlupa adalah saat saya ujian akhir yang lupa tidak membawa kartu ujian, sehingga saya harus kembali ke rumah dengan sepeda pancal.
Pada masa MTsN saya mengikuti lomba gerak jalan setiap agustusan, lalu saya langganan menjadi petugas upacara sebagai pengibar bendera dan pemimpin upacara, lalu di setiap kegiatan pramuka saya selalu menjadi pemimpin upacara. Kenangan yang membekas masa MTsN ketika saya terpilih menjadi ketua OSIS dulu adalah mengupayakan teman-teman angkatan saya untuk menggunakan rok panjang, karena pada waktu itu seragam MTsN saya memakai atasan lengan panjang, dan bawahan rok selutut. Saya saat itu melobi teman-teman dan Pembina OSIS agar merubah ketentuan seragam. Setelah melalui musyawarah dewan guru akhirnya disetujui dengan dimulai dari angkatan saya yang saat itu kelas III, dan alhamdulillahnya 85% angkatan saya yang putri mau merubah bawahan seragam menjadi rok panjang.
Ketika duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA), saya habiskan di sebuah pondok pesantren Baitul Arqom Jember, sebuah pondok pesantren modern cabang para alumni Gontor. Di sini adalah titik balik saya belajar Bahasa Arab, yang saat MTsN dulu saya nol besar, alias tidak paham sama sekali, dan di pondok saya belajar Bahasa Arab dari nol alias dari dasar. Ada banyak kenangan di Pondok tercinta ini, mulai menjadi siswa baru, menjadi anggota bagian koperasi, ketua bagian pengajaran, hingga menjadi ustadzah di pondok ini, dan kenangan hasil mengumpulkan duit untuk membeli jilbab sebagai hadiah untuk mama.
Selain kenangan semasa duduk di bangku sekolah, saya punya beragam kenangan masa kecil saat berada di rumah. Sebagai anak sulung tentunya saya punya beragam tanggung jawab. Saya selalu menyetrika baju-baju kantor Papa dan seragam sekolah dengan setrika arang yang berat dan memiliki teknik yang khas dalam menyetrikanya. Selain itu saat sarapan tiba mama masak mie dan telur dadar minimalis yang harus dibagi ke beberapa anaknya, selain itu saya punya kenangan membaca buku-buku bacaan yang sengaja Papa bawa. Walhasil, hampir semua buku sudah saya baca dan sayapun merambah ke bacaan sejarah Indonesia yang super tebal untuk menyalurkan minat baca saya. Selain itu saya berkesempatan membaca buku-buku karya penulis luar negeri Enyd Blyton dan penulis lainnya, yaitu serial detektif Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, Serial Sapta Siaga, Trio Detektif, dan buku Little House on The Praire (jadi pengen baca buku-buku ini lagi). Buku-buku ini sebenarnya merupakan buku pinjaman dari sepupu saya dan alhamdulillah saya pernah membacanya, sehingga saat itu imajinasi saya benar-benar terasah dan membayangkan kejadian-kejadian detektif yang seru banget.
Baca lagi:
Film Little House On The Praire
Nah, Buk-Ibuk dan Sahabat, setiap kenangan yang terpintal pasti akan memberikan jejak dalam hidup. Begitu pula dalam diri saya, apa yang telah saya lakukan di masa lalu akan tetap menjadi pengalaman hidup yang berharga dan saya bersyukur telah memiliki kenangan ini.
Sebuah kenangan akan menjadi jejak bagi keberlangsungan hidup seseorang. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita memiliki tugas untuk menghadirkan kenangan indah dan berkesan dalam kehidupan anak cucu kita, agar mereka kelak akan mengingat kesan yang baik tentang masa kecilnya, sehingga masa depan yang akan anak cucu kita rangkai dan jalani kelak menjadi masa depan yang penuh makna dalam hidupnya.