Akhir-akhir ini kita kerap kali dihadapkan dengan berbagai persoalan kehidupan yang fokus pada kesehatan mental. Isu kesehatan mental ini marak terjadi dengan munculnya berbagai latar belakang yang turut mengkondisikan seseorang mengalami permasalahan atas kesehatan mentalnya, mulai persoalan dari dirinya sendiri dan persoalan dengan orang-orang di sekitarnya.
Fakta mengejutkan bagi kita semua, bahwa berdasarkan survey yang dilakukan oleh Badan Litbangkes pada tahun 2016, ada 1.800 orang yang bunuh diri per tahun atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, dan rata-rata usia korban bunuh diri ini adalah 10-39 tahun yakni usia remaja dan usia produktif.
Sedangkan berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, memaparkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta juga mengalami depresi.
Data-data diatas berbicara bahwa masyarakat Indonesia secara tidak langsung mengalami darurat kesehatan mental pada berbagai kalangan usia, khususnya usia remaja dan usia produktif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menjelaskan bahwa gangguan mental yang banyak diderita oleh remaja adalah 3,7 % gangguan cemas, 1,0% gangguan depresi mayor, 0,9% gangguan perilaku, serta 0,5 % gangguan stress pasca trauma (PTSD) dan 0,5% gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD).
Keberadaan remaja dan usia produktif yang mengalami gangguan kesehatan mental ini jelas mempengaruhi tumbuh kembang psikisnya, alih-alih dibiarkan sebenarnya akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu meledak. Guna mencegah hal di atas, maka kebutuhan self love pada diri remaja dan usia produktif remaja itu perlu ditumbuhkan dan dipupuk kembali agar mendapatkan kepercayaan diri dengan bersandar pada nilai-nilai self love yang terdapat dalam Al-Qur’an guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mengenal Self Love
Self Love secara bahasa bermakna mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri ini bermakna holistik, dalam artian menerima segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri, memiliki mindset positif, dan sikap proaktif untuk menjalani kehidupannya dengan seimbang.
Pentingnya Self Love
Menumbuhkan self love ini penting dilakukan oleh siapapun, dalam rangka memahami keberadaan diri sendiri, menghargai berbagai hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan, sehingga dalam rangka menjalani hidup dengan bahagia, self love perlu dilakukan karena:
1. Tuntutan Hidup
Tuntutan hidup menjadi salah satu sumber yang memicu perlunya self love ditumbuhkan pada diri, karena tuntutan hidup ini banyak sekali. Sebagai contoh, seorang remaja yang memiliki keinginan untuk tampil trendy, namun ekonomi keluarganya sulit tentunya harus berusaha mengubur impiannya, dan mengubahnya dalam bentuk rasa syukur dan qona’ah (menerima, cukup) dengan tetap berusaha untuk dapat menggapai mimpinya sedikit demi sedikit. Jika dipaksakan nanti akan berakibat pada berbagai dampak yang terjadi pada dirinya, seperti rasa cemas, tak percaya diri, prilaku menyimpang lainnya, bisa juga terjadi seperti memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup, melakukan perbuatan tidak terpuji disebabkan keinginan yang berlebih, hingga gangguan disosiatif.
Oleh karena itu, memang perlu meredam tuntutan hidup dengan banyak-banyak bersyukur dan qonaah (menerima, cukup) dengan segala yang ada, dan mengolahnya menjadi hal yang positif. Walaupun sulit, sifat syukur dan qonaah ini harus diajarkan sejak dini, sehingga kelak generasi bangsa Indonesia menjadi generasi yang kuat dan tahan banting dalam menghadapi segala tuntutan hidup yang terus berubah seiring dengan berkembangnya zaman.
2. Lingkungan
Lingkungan menjadi sumber kedua yang secara tidak langsung turut mempengaruhi hidup seseorang, sehingga self love perlu diterapkan dalam kondisi lingkungan apapun. Kondisi lingkungan yang tidak sehat kerapkali memunculkan berbagai kecemasan, dan rasa tak percaya diri pada diri remaja dan usia produktif, sehingga menyebabkan kesehatan mental seseorang terganggu. Oleh sebab itu perlu bagi remaja dan usia produktif untuk terus mengafirmasi kebaikan yang dimilikinya. Sehingga rasa keberterimaan terhadap dirinya dalam sebuah lingkungan akan memberikan kenyamanan untuk bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
3. Keseimbangan Hidup
Hidup itu harus seimbang, sedang-sedang saja, tidak perlu memaksakan apa yang tidak bisa dilakukan, akan tetapi usaha tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Keseimbangan hidup sejatinya tercipta oleh keinginan yang dibangun oleh setiap individu itu sendiri, sehingga ketika keseimbangan hidup mulai diterapkan sedikit demi sedikit akan berdampak pada diri seseorang untuk menjalani kehidupan. Keseimbangan hidup akan memberikan kebahagiaan, sehingga akan membawa pada kesehatan mental yang sehat dan kuat.
Nilai-Nilai Self Love dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT menjadi pegangan hidup bagi umat Islam, sehingga seluruh isi Al-Qur’an menjadi jalan penerang umat. Dalam persoalan kesehatan mental ini, Al-Qur’an meyebutkan bahwa self love sangat perlu diterapkan dalam kehidupan manusia, sehingga sebagai manusia yang beriman hendaknya memiliki sifat-sifat berikut ini:
1. Bersyukur
Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7 yaitu:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Bersyukur merupakan salah satu bukti bahwa apa yang telah Allah beri atas segala nikmat bagi kita, hamba-Nya. Mensyukuri segala bentuk nikmat yang telah Allah SWT limpahkan pada kita akan membawa pada ketenangan hati dan kenyamanan hidup yang dijalani, sehingga dengan bersyukur Allah SWT akan menambah nikmat kita.
2. Qonaah (menerima, cukup)
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hajj ayat 36 yaitu:
وَالْبُدْنَ جَعَلْنٰهَا لَكُمْ مِّنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا صَوَاۤفَّۚ فَاِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا
وَاَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur”.
Menjadi hamba yang qona’ah (menerima, cukup) ini penting untuk meminimalisir segala tuntutan hidup yang tidak akan ada habisnya. Untuk meredakan rasa iri, dengki pada sesama, sifat qona’ah perlu ditumbuhkan agar hidup senantiasa berjalan dengan seimbang.
3. Sabar
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 153 yaitu:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Sabar menjadi penolong seorang hamba untuk menjalani kehidupannya. Sifat sabar perlu ditanamkan karena sabar bagian dari proses. Seseorang yang menginginkan sesuatu hendaknya melaluinya dengan kesabaran, misalnya menginginkan baju yang bagus, lalu menabung selama beberapa minggu dan hasilnya untuk membeli baju yang diinginkannya. Secara tidak langsung, seseorang tersebut akan bersabar untuk menjalani proses agar uangnya cukup untuk membeli baju yang diimpikan. Dengan adanya sifat sabar, sejatinya kita belajar untuk berproses, karena hidup tidak instan.
4. Haunan (rendah hati)
Allah Berfirman dalam Surat Al-Furqon ayat 63, yaitu:
وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًا
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,”
Sifat rendah hati perlu dipupuk agar senantiasa menjadi hamba yang tenang dan sederhana. Seseorang yang memiliki sifat rendah hati akan mudah diterima oleh lingkungannya. Menjadi rendah hati bukan berarti merendahkan diri, namun menjadi diri sendiri dan memahami kemampuan yang dimiliki, serta mengubahnya menjadi pribadi yang positif.
5. Memaafkan
Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 134, yaitu:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”.
Memaafkan adalah salah satu cara untuk melakukan self love pada diri sendiri. Seseorang hendaklah memaafkan atas apa yang telah dialaminya baik dengan dirinya ataupun saat berinteraksi dengan orang lain, walaupun memaafkan kesalahan itu terkadang sulit dan butuh waktu. Namun, sifat pemaaf ini perlu dilakukan, karena pada saat kita memaafkan kesalahan orang lain, secara tidak langsung akan memberikan energi positif dalam mental kita.
Dari paparan lima sifat diatas, disebutkan bahwa Al-Qur’an telah berbicara tentang self love, betapa Allah SWT itu Maha Rahman dan Rahim pada hamba-Nya dengan memberikan petunjuk bahwa kelima sifat-sifat diatas jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak positif dalam kehidupan umat manusia.
Menjadi manusia bahagia itu memang tidak mudah, walaupun jalannya berliku kebahagiaan tetap harus diraih dan menjadi hak setiap manusia. Sehingga ada berbagai upaya-upaya yang perlu ditumbuhkan untuk menjaga agar kesehatan mental kita terus sehat. Beberapa hal berikut bisa dilakukan:
1. Ciptakan Suasana yang Nyaman
Suasana yang nyaman harus diciptakan, tidak perlu menunggu waktu tertentu. Dimanapun kita berada, suasana yang nyaman diperlukan untuk memberikan stimulus dan dorongan positif agar dapat menimbulkan energi yang positif dalam beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan, contohnya kita menyiapkan “me time” untuk diri kita sendiri dengan melakukan hobi, seperti membaca buku, membaca blog senja, yaitu https://www.blog.dearsenja.com/ ,mengudap makanan favorit, jalan-jalan, dan lainnya.
2. Siapkan Daftar Aktivitas Harian
Menyiapkan daftar aktivitas harian dapat memudahkan kita dalam membagi waktu dan melakukan aktivitas tersebut agar rapi, terarah, dan profesional. Persiapan yang matang akan memudahkan dalam berkegiatan, sehingga kita mengetahui aktivitas harian apa yang sulit dilakukan dan berusaha mencari solusinya. Selain itu juga penting bagi kita untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tepat waktu tanpa menundanya. Menunda pekerjaan akan membuat pikiran kita terbebani, emosi tidak terkontrol, dan berujung pada kesehatan mental yang buruk. Sehingga perlu bagi kita untuk segera menyelesaikan tugas apapun dengan tepat waktu.
3. Berbagi Cerita
Berbagi cerita itu perlu dilakukan untuk mendapatkan kelegaan, walaupun tidak semua orang bisa kita andalkan. Orang-orang terdekat seperti orang tua, pasangan, sahabat, anak adalah salah sumber-sumber yang dapat kita jadikan rujukan saat dirasakan permasalahan tidak mungkin diselesaikan sendiri, butuh orang lain untuk membantu dan memahami posisi kita. Selain itu, aktivitas menulis diary atau berkonsultasi pada konsultan melalui website seperti pada https://www.dearsenja.com/ ini juga dapat dilakukan untuk menjaga privasi.
Nah, self love atau mencintai diri sendiri perlu terus dilakukan dalam keseharian hidup kita, agar dapat memberikan rasa nyaman dalam menjalani kehidupan. Berpegang teguh pada Al-Qur’an menjadi kewajiban setiap umat Islam untuk terus membumikan kelima sifat-sifat self love diatas dengan berupaya untuk terus berusaha, berdoa, dan bertawakkal atas segala proses kehidupan yang kita jalani. Teruslah mengembangkan self love pada diri kita, agar kesehatan mental sehat terjaga sehingga tercipta harmonisasi dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Artikel ini diikutsertakan pada lomba blog #DearSenjaBlogCompetition
Referensi:
https://digilib.uinsa.ac.id/57831/
https://repository.uin-suska.ac.id/63315/
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/
https://www.ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental
22 Comments. Leave new
Menarik dan selalu menginspirasi Ustadzah
Syukron jazilan Mas.
Self love bukan berarti egois kalau berlebihan dan cuma mikirin diri sendiri baru masuk kategori selfish ya, mba.
Setuju banget, insya Allah dengan sifat-sifat yang dijabarkan di atas akan menghindari kita dari penyakit mental. Memiliki kegiatan bermanfaat dan positif akan bantu kita jauh dari pikiran negatif. 🙂
Betul sekali Mbak Alia, semoga sifat-sifat di atas selalu melekat pada diri kita. Amiin Allahumma Amin.
pas banget baca ini, barusan diskusi sama anak gadisku tentang self love.. mendampingi anak gadis usia belasan yang lagi sering-seringnya swing mood, bentar-bentar merasa insecure, penting banget dipahamkan tentang self love ini, terima kasih mbak Laily ^^
Sepakat Mbak, daku juga punya anak remaja, edukasinya perlu berkala yaa?
MasyaAllah, dalam Islam pun juga telah diatur ya tentang self love ini.
bersyukur dan menerima apa yang kita punya emang kunci untuk mendapatkan kebahagian untuk diri sendiri 🙂
Betul Mbak Diah, Islam telah mengatur soal ini.
Self-love. Budaya kita telanjur mengajarkan segala sesuatu dilihat dari sudut pandang orang lain sehingga muncul rasa insecure kalau kehidupan kita berbeda dgn orang lain.
Mudah2an dgn nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur’an di atas bisa membuat kita lebih aware dan menerima kondisi diri dgn apa adanya ya, Mbak. Aamiin.
Sepakat Mbak Hastin, semua kembali pada pribadi yaa.
Self love dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan diri sendiri ini bisa juga ya mba
Nggih bisa Mbak Dyah.
terima kasih mba atas sharingnya, jadi mengingatkan saya tentang banyak hal yang berkaitan dengan self love ini, saya baru mengenal istilah haunan ini, alhamdulillah sekarang jadi tahu, nambah ilmu lagi. Semoga saya semakin bisa bersyukur, qonaah dan lainnya sebagai bentuk saya semakin mencintai diri saya, aamiin
Amiin. Terima kasih Mbak.
Masyaa Allah, sebuah refleksi untuk lebih mencintai diri sendiri dan menjadikannya bagian dari agama biar dapat pahala. Alhamdulillah islam sudah sangat komplit mengatur hal yg seperti ini.
Alhamdulillah, benar sekali Mbak.
Tulisannya indah dan cantik sekali
Terima kasih Mbak.
Cukup bermanfaat kak tulisannya. Zaman sekarang emang harus lebih intent soal agama yah.
Betul Kak
Terimakasih ya,jadi makon yakin untuk self love. Terimakasih kak.
Sama-sama Kak