Pasca pandemic Covid-19 masyarakat Indonesia diharapkan untuk dapat bangkit kembali di segala lini kehidupan, termasuk pada bidang perekonomian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia mengalami penurunan drastis sebesar -2,07 pada tahun 2020 sebagai dampak akibat adanya pandemic Covid-19.
Selain itu, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran bagi tenaga kerja Indonesia juga memberikan persoalan baru. Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ada 538 ribu pekerja yang kehilangan pekerjaannya sejak dua tahun yang lalu hingga Agustus 2021. Hal ini juga menjadi persoalan yang pelik bagi pemerintah, karena juga berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Guna memberikan dukungan, maka pemerintah membuat kebijakan-kebijakan dengan memberikan bantuan-bantuan untuk membantu kehidupan mereka.
Melihat fenomena yang terjadi, salah satu kegiatan sederhana yang dapat kita dilakukan untuk menstabilkan perekonomian masyarakat adalah melalui gerakan berbelanja di warung tetangga. Gerakan yang muncul sekitar tahun 2021 ini memberikan pesan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, hendaknya kita harus saling tolong menolong, saling berempati, dan saling mendukung, begitu pula dalam hal perekonomian warga masyarakat setempat.
Adapun manfaat yang dapat kita petik ketika melakukan gerakan berbelanja di warung tetangga ini, yaitu:
1. Mempererat Silaturrahmi
Saat kita berbelanja, maka secara tak langsung kita juga membangun jalinan silaturrahmi, ada tutur sapa, menanyakan berbagai hal dan juga kita semakin mengenal tetangga tersebut.
2. Membantu Perekonomian Tetangga
Perekonomian tetangga akan terbantu dengan adanya pembeli yang datang, sehingga perputaran uang masuk, modal dan keuntungan akan terjadi terus menerus.
3. Berinfak dan Bersedekah
Ketika kita berbelanja di warung tetangga, secara tidak langsung kita juga berinfak pada tetangga, sehingga kegiatan yang dilakukan akan berkah, baik bagi pedagang dan juga pembeli.
Dari paparan diatas, konsep menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara yang tengah digagas oleh Kementerian Sosial sangat berhubungan erat dengan gerakan berbelanja di warung tetangga ini. Adapun kriteria menjadi Pahlawan Perekonomian Nusantara menurut saya adalah:
1. Sosok yang mendukung gerakan perekonomian keluarga dan masyarakat
2. Sosok yang turut serta berjuang untuk memaksimalkan perekonomian warga masyarakat
3. Sosok yang berusaha memandirikan perekonomian masyarakat
Ketiga kriteria diatas merupakan sosok profil Pahlawan Perekonomian Nusantara. Saatnya kita dapat menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara dengan memaksimalkan kegiatan memenuhi kebutuhan hidup keluarga melalui berbelanja di warung tetangga. Saatnya belanja ke warung tetangga, yuk, segera.
Referensi
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-Perekonomian-Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-19.html
https://www.merdeka.com/uang/survei-kemnaker-72983-pekerja-terkena-phk-di-4156-perusahaan-imbas-pandemi.html
33 Comments. Leave new
Suka banget baca blog ustadzah Laily, rasanya pengen nulis juga..
Hayuk nulis Mbak
Benar sekali, Mbak. Kadang, saya juga abaikan tetangga yang punya warung dan cenderung belanja ke tempat lain yang lebih jauh lokasinya hanya karena tempat itu lebih tertata daripada warung. Memang sih, saya lebih suka belanja di tempat nyaman dan tertata, padahal jenis barang sama dan harganya bisa lebih murah di warung daripada di tempat lain. Tulisan yang singkat dan bermanfaat sekali Mbak, terima kasih ^_^
Betul Mbak.
Fenomena di kampung saya banget nih. Kan lagi ada muncul minimarket baru tuh di pasar Kecamatan. Wah banyak yg belanja ke sana, selain numpang narsis upload sosial media juga mungkin. Tapi mereka gak tahu kali ya, harga jajan di minimarket itu justru lebih majal daripada jajan di warung kelontong samping rumah.
Ya memang menang di display dan ada AC saja sih. Dan mungkin saat itu hal itu yg masih baru bagi masyarakat pedesaan sehingga mereka berbondong-bondong belanja ke minimarket sampai melupakan warung tetangga di rumah
Iya juga ya Mbak, padahal harga lebih mahal di tempat baru.
setuju sekali sayapun sedapat mungkin belanja di warung tetangga atau warung kecil meski kadang lebih mahal tapi anggap saja selisih harganya adalah sedekah
Betul Mbak, sedekah akan menjadi berkah.
Dengan banyaknya minimarket masuk kampung. Orang-orang tuh jadi jarang belanja di warung tetangga
Betul Mbak, kadang karena sebab lokasi dan penataan juga, padahal banyak juga warung tetangga yang sudah berusaha untuk menyediakan aneka barang dengan lengkap yaa.
setuju banget dengan program seperti ini mba, saya pun sekarang sudah mulai jarang berbelanja kebutuhan di swalayan besar, saya lebih memilih belanja di warung-warung sekitar rumah, kecuali jika di mereka tidak ada, pastinya ini sangat membantu para pemilik warung kecil
Siap Mbak, sepakat
Warung tetangga ini pastinya bisa jadi penyelamat saat kebutuhan di rumah mendadak habis ya, mbak jadinya nggak perlu jauh ke supermarket buat belanja. Di tempatku juga warung tetangganya laris lho nggak kalah sama di minimarket
Iya betul, sama Mbak, kadang kalau ke supermarket masih jauh jalannya. Warung tetanggalah solusinya.
Masya Allah sama kita mbak. Saya lebih baik belanja di warung tetangga dan ternyata dampak luar biasa jika dilakukan massal
Sepakat Mbak. Membantu perekonomian masyarakat yaa.
Warung tetap jadi andalan saya untuk belanja kebutuhan dapur dan beberapa kebutuhan rumah tangga, apalagi warung hanya beberapa langkah dari rumah, tapi namanya tetangga kalau belanja di warung suka keasyikkan ngobrol hahaha kadang sampe suami bilang beli telornya jauh banget ya soalnya setengah jam belum pulang juga padahal cuma jarak dua rumah. Kalau di perumahan saya, warung selain tempat belanja yang nyaman juga pusat informasi wkwkwk
He..he..he…lha iya ya Mbak, kalau udah ketemu tetangga, alamat lama.
Gerakan yang kadang diabaikan. Kami masih membiasakan ini. Meski kadang belanja di tetangga lebih mahal, tapi selama masih batas wajar, tetap dibeli. Pastinya lebih praktis juga karena lebih dekat rumah.
Dulu saya juga termasuk yang lebih sering ke minimarket untuk belanja-belanja kecil. Tapi ternyata setelah dipikir-pikir, lebih banyak manfaatnya jika belanja di warung tetangga ya. Dan kebetulan barang yang saya cari pun tersedia di sana. Semoga hal-hal seperti ini bisa mendukung pemerataan ekonomi yang lebih adil ya Mbak.
Sepakat Mbak, iya, secara tak langsung kita membantu perekonomian masyarakat kita.
Belanja ke warung tetangga malah lebih murah kan ya. Karena tidak kena pajak dan parkir, xixixi. Aku juga lebih suka ke warung tetangga. Hanya saja ada barang tertentu yang tidak ada di warung tetangga dan belinya di grosiran.
Iya Mbak, kadang gitu juga, malah daku dari warung ke warung belanjanya.
Bener, Mba. Saya setuju buat belanja di warung tetangga, nggak harus jauh-jauh ke supermarket atau toserba. Sekalian ikut ngelarisin dagangan tetangga. Kalau dagangannya dibeli, kadang ikut seneng juga liatnya.
Iya Mbak, barokallah, sepakat Mbak.
wah betul nih, membantu perekonomian tetangga juga, saling bantu ya kak, selain itu hemat energi lo, ga perlu jauh-jauh belanja hehehe
Betul nih, hemat energi ya Mbak, soale dekat-dekat rumah.
Bener banget mbaa, aku juga dapat petuah untuk belanja di tetangga sendiri ini dari ibuku. Mba Laily kereeenn ihh, ini artikel yang menang itu kaan hihi. selamat mbaa!
Setuju Mbak. Nggih Mbak, Mbak Jihan kereen. Maturnuwun Mbak.
Aku belanja di warung tetangga kalau urgent dan kalau anak2 lagi mau jajan sambil jalan kaki. Tapi selebihnya masih di minimarket besar euy.
Siip Mbak
[…] Gerakan Berbelanja di Warung Tetangga: Solusi Menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara […]
[…] Gerakan Berbelanja di Warung Tetangga: Solusi Menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara […]