Bagiku
usia pernikahan yang matang adalah diatas 25 tahun, karenanya aku berniat
menikah saat usiaku di 27 tahun, sebelum kepala tiga. Mencari pendamping hidup
yang sayang pada keluarga besarku susah-susah gampang, namun berkah ridho Allah
aku dipertemukan oleh belahan jiwaku, seorang pria berdarah timur tepatnya
pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Dan aku memutuskan untuk menikah disaat stusi S2 ku disemester tiga sedangkan suamiku baru
lulus dari S1nya.
usia pernikahan yang matang adalah diatas 25 tahun, karenanya aku berniat
menikah saat usiaku di 27 tahun, sebelum kepala tiga. Mencari pendamping hidup
yang sayang pada keluarga besarku susah-susah gampang, namun berkah ridho Allah
aku dipertemukan oleh belahan jiwaku, seorang pria berdarah timur tepatnya
pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Dan aku memutuskan untuk menikah disaat stusi S2 ku disemester tiga sedangkan suamiku baru
lulus dari S1nya.
Mengenal
seseorang yang berbeda budaya denganku penuh dengan tantangan. Aku menamainya
dengan perjalanan hidup. Begitupula dengan persoalan izin keluarga besar suami
disaat kami (aku dan suami) hendak menikah. Di tahun 2004 saat hp belum ada,
adapun yang punya hanyalah orang-orang berkantong tebal. Kami menelepon keluarga
suami nun jauh disana, karena suami saat itu sedang kuliah di Jawa. Pembicaraan
seputar keinginan kami yang hendak
membina rumah tangga dan biaya pernikahan. Pihak suami masih akan merundingkan
permasalahan rencana pernikahan kami dengan seluruh keluarga besarnya di
Flores. Beberapa minggu kemudian, izin itu turun. Keluarga besar suami setuju
akan berbesanan dengan keluargaku.
seseorang yang berbeda budaya denganku penuh dengan tantangan. Aku menamainya
dengan perjalanan hidup. Begitupula dengan persoalan izin keluarga besar suami
disaat kami (aku dan suami) hendak menikah. Di tahun 2004 saat hp belum ada,
adapun yang punya hanyalah orang-orang berkantong tebal. Kami menelepon keluarga
suami nun jauh disana, karena suami saat itu sedang kuliah di Jawa. Pembicaraan
seputar keinginan kami yang hendak
membina rumah tangga dan biaya pernikahan. Pihak suami masih akan merundingkan
permasalahan rencana pernikahan kami dengan seluruh keluarga besarnya di
Flores. Beberapa minggu kemudian, izin itu turun. Keluarga besar suami setuju
akan berbesanan dengan keluargaku.
Setelah
keluarga besarku dan suami menyetujui rencana pernikahan kami. Maka
ditentukanlah tanggal dan hari pernikahan yang dilaksanakan di rumahku.
Mengurus acara pernikahan ternyata susah-susah gampang. Bawaannya selalu
pusing, ribet, dan takut. Awalnya aku dan suami mengurusi izin pernikahan dan
mendaftarkan pernikahan ke KUA setempat. Harus bolak-balik Malang Bondowoso,
apalagi suami harus mendapat catatan surat izin pindah nikah dari daerah
asalnya. Surat-surat itu dilayangkan melalui pos kilat khusus. Setelah proses
pendaftaran nikah di KUA rampung, aku dan suami membuat desain undangan. Kami
sepakat memilih warna hijau untuk warna undangan, selain segar, aku sangat menyukai
warna hijau. Alhamdulillahnya lagi, sepupu dan suaminya membantu kami untuk
membuatkan undangan, sehingga persoalan cetak undangan ditanganinya. Kami hanya
membuatkan desain kasar saja. Dan hasilnya….? Wow! Undangan nikah kami keren
banget, berbentuk persegi panjang dengan tiga lipatan. Kesan mewah dan elegan
terpancar dari undangan nikah kami. Setelah itu Papa, Mama, aku dan suami
menentukan undangan siapa-siapa yang akan kami undang untuk menghadiri
pernikahan kami, karena aku anak perempuan pertama, Papa ingin pernikahan
dirayakan, berbeda dengan anak laki-laki. Begitulah tradisi di daerahku. Sebuah
daerah kecil berbatasan dengan Situbondo dan Jember, kota berhawa dingin yang
terkenal dengan sebutan kota Tape.
keluarga besarku dan suami menyetujui rencana pernikahan kami. Maka
ditentukanlah tanggal dan hari pernikahan yang dilaksanakan di rumahku.
Mengurus acara pernikahan ternyata susah-susah gampang. Bawaannya selalu
pusing, ribet, dan takut. Awalnya aku dan suami mengurusi izin pernikahan dan
mendaftarkan pernikahan ke KUA setempat. Harus bolak-balik Malang Bondowoso,
apalagi suami harus mendapat catatan surat izin pindah nikah dari daerah
asalnya. Surat-surat itu dilayangkan melalui pos kilat khusus. Setelah proses
pendaftaran nikah di KUA rampung, aku dan suami membuat desain undangan. Kami
sepakat memilih warna hijau untuk warna undangan, selain segar, aku sangat menyukai
warna hijau. Alhamdulillahnya lagi, sepupu dan suaminya membantu kami untuk
membuatkan undangan, sehingga persoalan cetak undangan ditanganinya. Kami hanya
membuatkan desain kasar saja. Dan hasilnya….? Wow! Undangan nikah kami keren
banget, berbentuk persegi panjang dengan tiga lipatan. Kesan mewah dan elegan
terpancar dari undangan nikah kami. Setelah itu Papa, Mama, aku dan suami
menentukan undangan siapa-siapa yang akan kami undang untuk menghadiri
pernikahan kami, karena aku anak perempuan pertama, Papa ingin pernikahan
dirayakan, berbeda dengan anak laki-laki. Begitulah tradisi di daerahku. Sebuah
daerah kecil berbatasan dengan Situbondo dan Jember, kota berhawa dingin yang
terkenal dengan sebutan kota Tape.
Selain
undangan yang dicetakkan gratis untuk pernikahanku. Sepupu dan suaminya menghadiahkan
kain broklat putih perak dan sandal untuk pernikahanku, barang-barang itu masih
tersimpan hingga kini, walau mereka berdua telah meninggal, aku benar-benar
merasa terbantu dengan bantuan mereka berdua (terimakasih buat Mbak Aan dan Om
Lukas atas segala bantuannya, aku tak akan melupakannya. Al-Fatihah).
undangan yang dicetakkan gratis untuk pernikahanku. Sepupu dan suaminya menghadiahkan
kain broklat putih perak dan sandal untuk pernikahanku, barang-barang itu masih
tersimpan hingga kini, walau mereka berdua telah meninggal, aku benar-benar
merasa terbantu dengan bantuan mereka berdua (terimakasih buat Mbak Aan dan Om
Lukas atas segala bantuannya, aku tak akan melupakannya. Al-Fatihah).
Saat
proses menyebar undangan, aku juga telah menghubungi perias pengantin. Aku
mendapatkan diskon untuk menyewa baju dan background nikah.
Alhamdulillah, aku dibantu lagi. Aku memilih empat buah baju dengan warna
hijau, hitam, ungu adat Jawa, dan kuning khas luar Jawa. Sedang saat akad nikah
aku mengenakan kebaya broklat putih perak pemberian sepupuku. Selain itu aku
juga reservasi hotel di kotaku untuk tempat transit orang tua angkat
suamiku. Orang tua kandung suamiku tidak dapat hadir, selain jarak yang jauh
juga keterbatasan biaya. Namun hal ini tak menyurutkan niat kami berdua untuk
bersegera membangun rumah tangga, begitu pula dengan kedua orang tuaku untuk
menikahkanku dengan calon suamiku.
proses menyebar undangan, aku juga telah menghubungi perias pengantin. Aku
mendapatkan diskon untuk menyewa baju dan background nikah.
Alhamdulillah, aku dibantu lagi. Aku memilih empat buah baju dengan warna
hijau, hitam, ungu adat Jawa, dan kuning khas luar Jawa. Sedang saat akad nikah
aku mengenakan kebaya broklat putih perak pemberian sepupuku. Selain itu aku
juga reservasi hotel di kotaku untuk tempat transit orang tua angkat
suamiku. Orang tua kandung suamiku tidak dapat hadir, selain jarak yang jauh
juga keterbatasan biaya. Namun hal ini tak menyurutkan niat kami berdua untuk
bersegera membangun rumah tangga, begitu pula dengan kedua orang tuaku untuk
menikahkanku dengan calon suamiku.
Seminggu
sebelum menikah, aku pulang ke rumah. Kesibukan serta merta terjadi di rumahku.
Ibu-ibu tetangga dan sanak saudara sedang membantu mempersiapkan acara
pernikahanku. Pokoknya auranya seperti acara reunian keluarga.
Keluarga-keluarga yang jauh berdatangan dan bersama-sama membuat bumbu daging,
membuat aneka macam kue-kue dan membuat dodol khas daerahku yang memang ada hanya
pada saat pernikahan saja.
sebelum menikah, aku pulang ke rumah. Kesibukan serta merta terjadi di rumahku.
Ibu-ibu tetangga dan sanak saudara sedang membantu mempersiapkan acara
pernikahanku. Pokoknya auranya seperti acara reunian keluarga.
Keluarga-keluarga yang jauh berdatangan dan bersama-sama membuat bumbu daging,
membuat aneka macam kue-kue dan membuat dodol khas daerahku yang memang ada hanya
pada saat pernikahan saja.
Kesibukanku
juga luar biasa, aku sengaja mempersiapkan diriku secara jasmani dengan
merawatnya dengan lulur khas Arab layaknya calon pengantin perempuan lainnya,
mendekorasi kamar pengantin dan membantu membuat dan mengemas kue-kue.
Sedangkan suamiku di Malang juga sibuk mengundang saudara dan teman-teman
dekatnya untuk hadir ke pernikahan kami. Namun mempersiapkan batin ternyata membutuhkan
waktu yang lumayan lama bagiku, sebab akan memasuki fase baru dalam menjalani
kehidupan yang sesungguhnya.
juga luar biasa, aku sengaja mempersiapkan diriku secara jasmani dengan
merawatnya dengan lulur khas Arab layaknya calon pengantin perempuan lainnya,
mendekorasi kamar pengantin dan membantu membuat dan mengemas kue-kue.
Sedangkan suamiku di Malang juga sibuk mengundang saudara dan teman-teman
dekatnya untuk hadir ke pernikahan kami. Namun mempersiapkan batin ternyata membutuhkan
waktu yang lumayan lama bagiku, sebab akan memasuki fase baru dalam menjalani
kehidupan yang sesungguhnya.
Dua
hari lagi acara pernikahanku, di pagi hari ibu-ibu makin bertambah sibuk dan
berdatangan ke rumahku untuk membantu Mama membuat dodol. Ada tiga kuali besar
dipersiapkan, dan aku sebagai calon pengantin diminta untuk menyalakan apinya.
Setelah itu dimulailah proses pembuatan dodol yang lumayan lama, hampir
setengah hari. Dan kue berbahan tepung beras, santan, gula merah dan kelapa
itupun siap. Selain itu, tenda di depan rumah sudah didirikan. Bapak-bapak
sibuk mendirikan tenda dan beberapa saat kemudian background pelaminan
pun datang, kami menyebutnya kuade. Kemudian beberapa anak muda
menganyam daun janur dan membuat ukiran untuk kembang mayang, yaitu
bunga untuk hiasan di sisi kanan kiri pelaminan, sedangkan adik laku-lakiku
membuat tulisan berucap “Ahlan wa Sahlan” selamat datang. Bunyi kaset
lagu-lagu khas daerahku pun mengalun menandakan si pemilik rumah sedang
menggelar acara pernikahan.
hari lagi acara pernikahanku, di pagi hari ibu-ibu makin bertambah sibuk dan
berdatangan ke rumahku untuk membantu Mama membuat dodol. Ada tiga kuali besar
dipersiapkan, dan aku sebagai calon pengantin diminta untuk menyalakan apinya.
Setelah itu dimulailah proses pembuatan dodol yang lumayan lama, hampir
setengah hari. Dan kue berbahan tepung beras, santan, gula merah dan kelapa
itupun siap. Selain itu, tenda di depan rumah sudah didirikan. Bapak-bapak
sibuk mendirikan tenda dan beberapa saat kemudian background pelaminan
pun datang, kami menyebutnya kuade. Kemudian beberapa anak muda
menganyam daun janur dan membuat ukiran untuk kembang mayang, yaitu
bunga untuk hiasan di sisi kanan kiri pelaminan, sedangkan adik laku-lakiku
membuat tulisan berucap “Ahlan wa Sahlan” selamat datang. Bunyi kaset
lagu-lagu khas daerahku pun mengalun menandakan si pemilik rumah sedang
menggelar acara pernikahan.
Malam
berjalan begitu lambatnya. Semua persiapan tenda, kuade, kue-kue, daging
masakan dan reservasi hotel sudah siap. Keluarga angkat suami sudah di
tengah perjalanan, dan jam 23.00 sampai di kotaku Bondowoso. Mereka semua
beristirahat di hotel. Sedangkan jam 21.00 calon suamiku, saudara serta
teman-temannya telah tiba. Alhamdulillah, tak ada aral merintangi perjalanan
calon suamiku dan keluarga angkatnya. Aku menyegerakan diri untuk tidur,
beristirahat. Esok hari kan kujelang hari pernikahanku, dengan penuh asa baru.
berjalan begitu lambatnya. Semua persiapan tenda, kuade, kue-kue, daging
masakan dan reservasi hotel sudah siap. Keluarga angkat suami sudah di
tengah perjalanan, dan jam 23.00 sampai di kotaku Bondowoso. Mereka semua
beristirahat di hotel. Sedangkan jam 21.00 calon suamiku, saudara serta
teman-temannya telah tiba. Alhamdulillah, tak ada aral merintangi perjalanan
calon suamiku dan keluarga angkatnya. Aku menyegerakan diri untuk tidur,
beristirahat. Esok hari kan kujelang hari pernikahanku, dengan penuh asa baru.
Jam
07.00 pagi rumahku telah ramai. Para undangan dan keluarga angkat calon suami
berdatangan pada acara akad nikahku. Tepat pukul 08.00 pada tanggal 26 November
2004 hari Jum’at, aku telah resmi menjadi istri dari suamiku. Alhamdulillah
akad nikah berjalan lancar. Hadir Ustadz Shodiq sebagai pemberi mau’idhoh
hasanah dan KH. Masruri, Lc pengasuh Pondok Darul Istiqomah sebagai
pemimpin doa. Aku menunggu proses akad nikah itu dengan hati dag-dig-dug.
Setelah pembacaan doa, aku pun bersalaman pada Mama, adik-adikku, Bu Lek, dan
para undangan putri yang hadir, sedang suamiku menyalami seluruh undangan putra
yang datang. Alhamdulillah, subhanallah….aku telah menyempurnakan agamaku. Di
siang sore dan malam harinya hadir kerabat, teman-temanku dan suami ikut
merasakan bahagia yang kami ukir. Terimakasih ya Allah, Engkau telah mengizinkan
aku untuk hidup bersamanya, mengarungi bahtera kehidupan dari nol hingga kini di
usia pernikahan yang memasuki tahun
ke-13, Allah telah mengamanatkan pada kami untuk memiliki tiga buah hati hasil cinta
dan kasih sayang kami. Seluruh prosesi pernikahan ini tak akan pernah
terlupakan, hingga maut memisahkan kita berdua. Semoga pernikahan ini membawa
berkah dan kebaikan bagi kehidupan kami kelak, dan semoga SAMARA slalu. Amin.
07.00 pagi rumahku telah ramai. Para undangan dan keluarga angkat calon suami
berdatangan pada acara akad nikahku. Tepat pukul 08.00 pada tanggal 26 November
2004 hari Jum’at, aku telah resmi menjadi istri dari suamiku. Alhamdulillah
akad nikah berjalan lancar. Hadir Ustadz Shodiq sebagai pemberi mau’idhoh
hasanah dan KH. Masruri, Lc pengasuh Pondok Darul Istiqomah sebagai
pemimpin doa. Aku menunggu proses akad nikah itu dengan hati dag-dig-dug.
Setelah pembacaan doa, aku pun bersalaman pada Mama, adik-adikku, Bu Lek, dan
para undangan putri yang hadir, sedang suamiku menyalami seluruh undangan putra
yang datang. Alhamdulillah, subhanallah….aku telah menyempurnakan agamaku. Di
siang sore dan malam harinya hadir kerabat, teman-temanku dan suami ikut
merasakan bahagia yang kami ukir. Terimakasih ya Allah, Engkau telah mengizinkan
aku untuk hidup bersamanya, mengarungi bahtera kehidupan dari nol hingga kini di
usia pernikahan yang memasuki tahun
ke-13, Allah telah mengamanatkan pada kami untuk memiliki tiga buah hati hasil cinta
dan kasih sayang kami. Seluruh prosesi pernikahan ini tak akan pernah
terlupakan, hingga maut memisahkan kita berdua. Semoga pernikahan ini membawa
berkah dan kebaikan bagi kehidupan kami kelak, dan semoga SAMARA slalu. Amin.