Foto dokumen pribadi |
Kapal PLTD Apung di tengah kota |
Kondisi dalam Badan Kapal PLTD Apung sekarang |
Kapal PLTD Apung kini menjadi ruang edukasi masyarakat |
tsunami ini.
Museum Tsunami dibangun sebagai bentuk mengingat peristiwa yang terjadi setelah tsunami hebat yang melanda Aceh di tahun 2004. Saat saya akan memasuki pintu depan museum, seorang pemandu wisata (perempuan, seusia saya) memberikan aba-aba bahwa saya dan rombongan akan memasuki jalan semacam terowongan yang gelap dan cukup untuk dua orang (jika berjalan berdampingan). Terowongan dalam kondisi basah dan kami akan merasakan percikan-percikan air. Bismillah, akhirnya saya berjalan di keremangan dengan aba-aba sang pemandu yang berhati-hati karena lantai basah dan Ya Allah, saya disambut dengan suara orang-orang yang berdzikir. Dzikir ini terjadi pada saat mereka mencari perlindungan dari tsunami di masjid Jamik Baiturrahman. Saya merinnding, airmata menetes, saya merasa manusia tak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT Dzat yang Maha Agung. Terowongan berujung di sebuah ruangan yang cukup luas dengan beberapa montor-monitor kecil dimana kita bisa melihat video tsunami yang terjadi. Lagi-lagi airmata saya berderai. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju sebuah tempat semacam kamar luas yang disemua temboknya terukir nama-nama para syuhadak yang wafat saat tsunami, lalu saya menuju ke ruangan untuk menonton tayangan tentang video tsunami selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu saya menuju galeri foto-foto. Nampak foto –foto para anak-anak korban tsunami yang kini telah dewasa dan berhasil bangkit pasca tsunami. Kemudian saya menuju lantai dua. Di lantai dua ini berisi tentang foto-foto, barang-barang dan diorama tsunami. Sang pemandu wisata bercerita tentang pengalamannya terselamatkan dari tsunami dan peristiwa hilangnya adik perempuannya. Kemudian, saya melihat foto kapal yang hinggap ke atap rumah, berbagai barang-barang yang diselamatkan saat tsunami seperti jam dengan lonceng, al-Qur’an, mesin jahit, sepeda pancal, sepatu dan lain sebagainya. Mereka adalah saksi mati atas terjadinya peristiwa tsunami. Lalu saya juga melihat diorama-diorama tsunami sebagai bagian dari edukasi agar khalayak tahu apa itu tsunami. Setelah itu saya menyempatkan berfoto di beberapa spot cantik di lokasi Museum Tsunami. Museum ini sangat banyak pengunjung, terutama wisatawan domestik.
3. Masjid Baiturrahman
Suasana di dalam Masjid Baiturrahman Aceh |
tengah-tengah jamaah yang hilir mudik memasuki masjid. Beberapa menit kemudian saya ikut menunggu teman saya yang akan kedatangan temannya di pondok dulu. lalu saya berkesempatan untuk berfoto di dalam dan luar masjid.
2 Comments. Leave new
Sebagai anak teknik, sy tertarik banget sama pltd apung, jd pengen kesana jg
Hayuk ke PLTD Apung Mbak, bikin terharu juga.