Memasuki pekan keempat selama masa pandemi, saya tetap melakukan Work From Home. Pernah ke kampus sekali, itupun karena harus mengumpulkan berkas penelitian dan saya harus datang. Alhamdulillah, pagi jam 09.00 berangkat, menuju tempat ngeprint, karena printer di rumah rusak, lalu lanjut ke kampus mengumpulkan berkas. Setelah mengumpulkan berkas, lanjut ke fakultas sebentar dan harus pulang karena saat itu ananda saya yang pertama sedang duduk di kelas 6 SD sedang ulangan tengah semester. Kampus saat itu lengang, hanya beberapa orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan saya yang keluar masuk ruangan. Alhamdulillah kami tetap menjaga jarak.
Perjalanan saya ke kampus adalah perjalanan pertama saya sejak diberlakukannya program di rumah saja. Jalanan yang macet tiba-tiba berubah lengang, agak senyap, walalu saya berjalan bebas hambatan, alias cepat, super cepat malah. Tak ada anak-anak berkeliaran, orang-orang tua saja yang masih berkendara dan lalu lalang menuju toko dan beberapa aktivitas lainnya.
Kegiatan Work From Home bagi saya seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi benar-benar sesuatu yang baru. Kalau diingat-ingat pas awal tahun baruan di whatsapp sering beredar image bergambar kalender dan semua kalender berwarna merah. Seakan semua orang mengamini dan berharap semua hari dalam sebulan itu merah semua, padahal kan nggak mungkin ya ? he..he… dan kini hal yang mustahil itu menjadi kenyataan. Kini seluruh tanggal di kalender kita menjadi tanggal merah ya? Lalu respon saya? duh, anugerah banget. Allah Maha Baik buat saya, karena saya itu 5 hari kerja dan jujur kurang istirahat. Alhamdulillah saya bisa tetap bekerja walau di rumah. Yap, sesekali mengajar pakai daster gpp ya? He..he.. tetap berkerudunglah yaa
Permasalahan muncul ketika pembelajaran daring diimplementasikan yang sebenarnya saya rasakan cukup mendadak banget. Kok mendadak??? Lha iya…secara nih, tiba-tiba saya harus melakukan pembelajaran jarak jauh alias daring. Pun, si mahasiswa juga harus downloud aneka program di android dan laptopnya, belum lagi persoalan jaringan di daerah dan kuota. Nah, pasalnya kalau bagi saya pribadi karena saya sendiri belum terbiasa melakukan pembelajaran daring alias online. Selama ini saya hanya melakukan pembelajaran offline, di kelas alias tatap muka bersama mahasiswa.
Akan tetapi, saya mendapatkan banyak sisi positif adanya pembelajaran daring ini selama masa pandemi ini, yaitu:
1. Menghargai Sebuah Pertemuan
Siapapun akan merasakan kebosanan saat berada di rumah. Begitupula bagi mahasiswa yang sedang belajar di rumah (learn from home). Saat kita berada dalam batas dunia persegi alias menghadap layar laptop dan android, kita merasakan bahwa bertemu itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Saya merasakan betul hal ini. Biasanya saat tatap muka, saya tak hanya sekedar memberikan materi. Kerapkali nasihat dan motivasi saya sematkan pada mahasiswa, karena sejatinya tugas pengajar tidak hanya mengajar saja, namun juga mendidik. Semoga dengan adanya moment pandemi ini kita makin saling menjadi manusia yang lebih menghargai satu dengan yang lainnya. Semoga kalian tetap bersemangat belajar walau lewat media ya?.
2. Membangun Sikap Mandiri
Saya sering katakan, jangan hanya jadi mahasiswa ‘kupu-kupu’, yaitu mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang. Jadilah mahasiswa yang mampu menggali potensi diri dan mengeksplor apa yang dimiliki. Misalnya yang suka menulis, silahkan diasah tulis menulisnya, yang suka berolahraga boleh bergabung dengan unit kemahasiswaan olahraga, yang suka teater, pencinta alam, pencak silat dll, silahkan mengasah bakat yang dimilikinya. Sehingga saat berada di kampus, beragam ilmu didapatkan, baik di bangku kuliah dan organisasi yang nantinya akan bermanfaat saat berada di tengah-tengah masyarakat.
Nah, dengan adanya pembelajaran daring ini secara tidak langsung mahasiswa dituntut menjadi mahasiswa yang lebih self directed learning (pembelajar mandiri), tetap harus aktif dalam persoalan akademik mereka, mulai membuka resource yang telah dimiliki dan mencarinya secara online. Ini secara tidak langsung ikut mengembangkan kemampuan berselancar di dunia maya yang mereka miliki. Bagaimana mereka mendapatkan jurnal-jurnal hasil penelitian dan bacaan penunjang dari berbagai belahan dunia yang relevan dengan keilmuan mereka untuk keperluan tugas-tugas. Apalagi sebagian besar dari mereka pada pulang kampung, walau kendala jaringan dan juga kuota, namun saya percaya semangat mereka masih membara untuk tetap hadir mengikuti serangkaian kuliah daring. Semangat ya?
3. Menghasilkan Pribadi Yang Bermental Baja
Anggap saja gelombang pandemi ini adalah sebuah konflik dan masalah yang terjadi dalam kehidupan kita. Akan tetapi, semua orang, siapapun itu dalam masa empat atau lima pekan ini seumpama sebuah ulat ia akan bermetamorfosis menjadi sebuah kupu-kupu yang indah. Artinya, pribadi-pribadi yang ditempa pada sebuah masa yang cukup panjang dengan adanya sebuah kondisi ini pasti akan memberikan dampak pada siapapun juga. Pribadi yang tahan menghadapi konflik akan muncul pada pribadi kita. So, tetap bersabar, lakukan aktivitas yang positif dan baik-baik saja, sehingga pada akhirnya kita akan bermetamorfosis menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Sejatinya kondisi pandemi ini memberikan kita semua akan hikmah yang dapat kita jadikan pelajaran selama ini. Bagi saya seorang working Mom, Work From Home membuat saya menyadari ada banyak model pembelajaran daring, serta saya harus keep strong untuk selalu standby mengajar, walau saat di rumah juga banyak yang harus dilakukan. Saya kira bagi mahasiswa dan siapapun juga akan mendapatkan banyak hikmah dari adanya kondisi ini.
Marilah kita senantiasa berharap pada Allah agar pandemi ini segera berakhir, kondisi akan normal kembali. So, tetap di rumah saja, jaga kesehatan, jangan lupa cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan berdoa pada Allah. Insya Allah, Allah akan jaga kita, keluarga kita dan semua manusia di bumi ini.
Salam hangat.
50 Comments. Leave new
Terimakasih ustazah sudah memberikan motifasi, memang benar kadang manusia saat betemu tak mensyukuri hal itu namun saat wabah datang semuanya pada kangen, semoga kita mengambil hikmah dari pandemi ini ustazah
Amiin. Betul banget Ridwan. Ada hikmah dari segala kejadian hidup ini.
Masyallah bener banget ustadzah. Diawal tahun baru pada minta kalendernya merah, di story2 wa banyak. Serasa itu hal yg mustahil, tapi jika Allah sudah berkehendak, ga ada yg mustahil. Semoga ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua nggeh ustadzah,, bagus sekali tulisannya ustadzah.
Terima kasih DIka. Benar banget, masa ini adalah masa pembelajaran buat kita.
Poin pertama yang berasa banget. Dulu kita suka ‘meremehkan’ tatap muka – semua video call aja, telepon aja. Sekarang baru berasa kalo ketemu langsung itu penting banget, ga bisa tergantikan sama video call.
Betuul Mbak, terasa banget yaa, pertemuan itu sesuatu deh.
Mantab… Seneng baca nya. Berasa adem… Sae… Barokallahu fiikum.
Wa Iyyaki Mbak
Iya Kak, kita berdoa bersama, semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin…
Dan dari kejadian ini, benar banget kak, selalu ada hikmah yang bisa kita syukuri seperti yang kakak uraikan itu.
Benar. Terima kasih Kak.
Jadi serba digital ya mbak, bisa dilakukan di rumah aja. Semoga pandemi ini cepat selesai ya, ingin menikmati tatap muka dengan teman-teman melalui bertemu langsung 🙂
Betul banget Mbak…rindu jumpa kawan-kawan nih.
Aamiin Bu, semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti semula. Oiya 3 sisi positif td beneran dirasakan lho bu 🙂
Amiin. Wah, terima kasih yaa.
Sebetulnya memang ada banyak hikmah yang bisa diambil. Banyak juga hal positif yang bisa disyukuri dalam kondisi begini
Iya Mbak. Harus bersyukur tetap sehat di tengah keluarga dan pandemi ini. Semoga kondisi segera normal ya.
Keep strong mba. Yang nggak biasa, semua jadi terpaksa karena harus membiasakan diri serba daring. Stay healthy n stay safe
Betul banget Mbak Dyah. Stay healthy dan stay safe juga yaa.
Mba Laily ngajar apa? Semangat mbaa ngajar onlennya
Jujur work from home kalau masih punya anak balita itu tantangannya doble2 wkwk curhat. Karena balita masih butuh perhatian lbh, ngajak kain muluuu gak jadi kerja deh. Kerjanya switch malem pas anak udah tidur. Begitulah yg terjadi pada ku dan suami
Saya ngajar di jurusan Bahasa dan Sastra Arab Mbak. Betul, banyak godaan saat wfh Mbak, but show must go on yaa.
Iya mbak, jadi terasa sekali bahwa pertemuan itu sangatlah bermakna. Udah sebulan nih gak ketemu teman-teman secara langsung, gak bisa ketemu ibu dan saudara-saudara yang lain. Ya allah… kangen berat rasanya.
Betul Mbak…saat ini kita merasakan betapa berharganya sebuah pertemuan.
Semua hal yang terjadi dalam kehidupan, bisa kita ambil pelajaran darinya ya Mbak. Work from home mengajarkan kita untuk menghargai pertemuan. Kalau dulu ketemu teman asik juga main gadget, besok-besok kalau covid sudah berlalu semoga bisa diisi dengan obrolan yang saling membawa manfaat
Sepakat banget. Semoga menjadi peertemuan yang benar-benar berkesan ya?
Setuju mba pandemi covid 19 ada hikmahnya. Termasuk 3 sisi positif yg mba sebutkan di atas. Juga akhirnya dari kurang paham dgn cara mengajar secara online skrg smoga sdh familiar ya mb. Smg wabah ini segera berlalu. Aamiin
Amin. Betul Mbak…awale agak repot, akhire paham ya?
Suami juga gak ngantor mbak. Kerjaan ganti online semua. Sekarang banyakan main sama anak2. Quality time jadi lebih banyak. Kalo dipikir2 Corona ya berdampak positif. Hehe..
Iyo yo Mbak…senang banget ya? semoga makin menjadikan quality time yaa?
Sepakat. Di antara tantangan yang banyak sekali selama masa pandemi ini, sejatinya kita sedang dibentuk untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi dari hari kemarin.
Bagaimana rasanya mengajar secara daring, Bu? Ayah saya yang juga dosen, awalnya khawatir mahasiswanya sulit mengerti materi eksak yang disampaikannya. Namun para anak milenial ternyata lebih tanggap teknologi dan mudah sekali mengerti. Cuma ya tantangannya, Ayah saya jadi agak gimanaaaa gitu harus di-syut untuk bikin video pembelajaran. Hihihi.
Iya Mbak. Rasanya nano-nano pastinya. Awal saya pakai Zoom, lalu ini pakai WA grup. Karena banyak juga persoalan terkait jaringan dan keterbatasan lainnya.
Setuju banget kak, dengan adanya WFH ini kita jadi banyak belajar, terutama belajar membagi waktu biar produktif dan nggak rabahan aja selama di rumah aja hehe
Bener banget Mbak Antin, biar produktif yaa.
Setuju Ibuk!Terkadang nggak semua yang buruk itu, bisa menjadi buruk semuanya yaah. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Akupun udah WFH dan LFH juga udah hampir sebulan lebih ini. Tapi ada banyak yang bisa aku lakukan sih walapun di rumah aja. hihi
Iyap Mas, bener banget, banyak yang bisa kita lakukan di rumah, malah lebih produktif lho
Masya Allah,, tulisan nya nyentuh sekali ustdzah.. Tiada kejadian yg sia-sia karena di balik semua itu pasti ada hikmah nya.. 3 sisi positif yg antum katakan benar sekali trutma point pertama.. skrg pertemuan itu sangat kita rindukan dan sangat bernilai.. Smoga pandemi ini cepat berakhir.. Aaamiin..
Amiin, syukron Mas
Suka dengan artikel ini. Isinya membangun kepositivan. Situasi yang tiba-tiba berubah di seluruh dunia menjadi semacam pembelajaran untuk bisa tetap bergerak maju apa pun yang terjadi. Begitu, ‘kan?
Benar Mbak Afifah. Semoga situasi ini segera normal kembali yaa. Amiin.
Kalau buat saya positifnya jadi lebih rajin masak, lebih banyak waktu sama keluarga, tp efeknya jadi gak sadar hari sama tanggal hehehehe
He..he… sama Mbak…saya rajin baking.
Di masa Pandemi ini, di tengah duka, aku pun merasakan banyak berkah. Terutama waktu berkualitas sekeluarga yang semakin bertambah, dan bonding terhadap Anak2 pun semakin terasa. Masya Allah, dikasih kesempatan buat nyayangin badan juga dengan istirahat yang cukup waktu.
Allah Maha Berkendak dengan segala kuasaNya ya Mba 🙂
Amiin. Betul sekali Mbak. Allah Maha Baik. Saya benar-benar merasakannya.
setuju banget dengan poin bahwa bisa jadi membangun sikap mandiri 😀
Terima kasih Mbak
Work from Home ngajarin banyak hal sama kita ta mba. Akupun jadi merasa bahwa pertemuan yang tadinya biasa aja, sekarang ga bisa dilakukan. Suka sedih
Iya …bener Mbak…mahasiswaku, anak-anakku jadi kangen ketemuan semua.
Selalu ada hikmah di setiap kejadian.
Terlebih bagi seorang mom itu pasti makin butuh stok ekstra sabar tapi juga membentuk bonding yang makin erat antara orang tua dan anak
Betul banget Mbak. Stok sabar bener bangeet.
Amin. Semoga sehat selalu ya, kak..
WFH ini mungkin berat bagi yang tidak terbiasa atau pekerja lapangan. Buat freelancer seperti aku justru sudah beradaptasi dengan situasi pandemi ini.
Betul Kak, biasanya daku mobile kan? tetap semangat yaa.