
https://www.pexels.com
Cerdas….hemmm…..kata ini sangat popular di telinga kita. Apalagi sebagai orang tua, tentunya memiliki keinginan kuat untuk mencerdaskan sang buah hati. Segala upaya pasti akan ditempuh untuk merealisasikan satu kata ini. Mulai dari memprivatkan anak (les) bahasa atau matematika, musik, mengaji, bahkan aneka macam media di
‘datangkan’ guna menunjang kecerdasan anak. Sebenarnya, setiap anak yang dilahirkan tentunya memiliki keistimewaan tersendiri, dan kelebihan bakat masing-masing. Sehingga tidak salah ketika si A lebih bagus matematikanya dari pada si B, atau si C nyambung banget sama musik, sedang si D getol dan enjoy dalam bidang olahraga.
‘datangkan’ guna menunjang kecerdasan anak. Sebenarnya, setiap anak yang dilahirkan tentunya memiliki keistimewaan tersendiri, dan kelebihan bakat masing-masing. Sehingga tidak salah ketika si A lebih bagus matematikanya dari pada si B, atau si C nyambung banget sama musik, sedang si D getol dan enjoy dalam bidang olahraga.
Baca juga: Sastra dan Dunia Anak
Nah, berkaca dari itu semua, sebenarnya orangtua telah mengetehui bakat-bakat yang ada dalam diri anak sejak dini. Tinggal bagaimana usaha memupuk bakat-bakat anak tersebut dan mengembangkannya.
Belajar dari hal diatas, rasanya perlu bagi orang tua untuk mengenal macam-macam zona untuk merealisasikan kata cerdas tadi, seperti berikut ini:
1. Kecerdasan Logis-Matematis:
kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan berpikir secara konseptual. Biasanya suka mengekspresi pola, menyukai puzzle atau permainan yang memiliki kemampuan nalar seperti catur, dam atau permainan strategi lainnya. Beberapa cara stimulus yang bisa dilakukan pada anak: mengenalkan angka sedini mungkin, berhitung, mengenalkan warna-warni baju, mengenalkan konsep besar-kecil dan komputer.
kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan berpikir secara konseptual. Biasanya suka mengekspresi pola, menyukai puzzle atau permainan yang memiliki kemampuan nalar seperti catur, dam atau permainan strategi lainnya. Beberapa cara stimulus yang bisa dilakukan pada anak: mengenalkan angka sedini mungkin, berhitung, mengenalkan warna-warni baju, mengenalkan konsep besar-kecil dan komputer.
2. Kecerdasan Linguistik:
adalah kecerdasan anak dalam mengolah kata. Diantara ciri-cirinya adalah anak dapat mengucapkan kata” Ma..”, “Pa…” pada usia 6 bulan, mampu mengikuti perintah sederhana pada usia 6 bulan, seperti “Ayo…tunjukkan mata adik…”, mampu menggunakan dua kata pada usia 1 tahun, “Mau minum…”, suka menulis, hafal nama tempat, mengarang kisah khayal, cerita atau lelucon, mampu mendengar dan membaca dengan baik, dsb. Beberapa stimulus yang bisa diberikan pada anak: merangsang kemampuan membaca dan berbicara, melakukan tanya jawab setiap kali selesai melakukan kegiatan, cinta buku, bermain tebak katan.
adalah kecerdasan anak dalam mengolah kata. Diantara ciri-cirinya adalah anak dapat mengucapkan kata” Ma..”, “Pa…” pada usia 6 bulan, mampu mengikuti perintah sederhana pada usia 6 bulan, seperti “Ayo…tunjukkan mata adik…”, mampu menggunakan dua kata pada usia 1 tahun, “Mau minum…”, suka menulis, hafal nama tempat, mengarang kisah khayal, cerita atau lelucon, mampu mendengar dan membaca dengan baik, dsb. Beberapa stimulus yang bisa diberikan pada anak: merangsang kemampuan membaca dan berbicara, melakukan tanya jawab setiap kali selesai melakukan kegiatan, cinta buku, bermain tebak katan.
3. Kecerdasan Visual-Spasial:
kemampuan anak dalam memvisualisasikan apa yang ada dalam benaknya lewat gambar, susunan balok, atau menjelaskan rute menuju sekolahnya. Sehingga anak ini mampu bermain puzzle, menggambar dan mewarnai. Diantara cirinya adalah: anak senang bermain dengan puzzle dan menyusun balok-balok, menonjol dalam pelajaran seni, menggambar sosok orang atau benda yang persis dengan aslinya, senang melihat film, slide atau foto, mencorat-coret pada secarik kertas, hobi mengutak-atik mainan, bongkar pasang mainan, senang
merekam peristiwa dengan video. Beberapa stimulus yang dapat orang tua berikan pada anak: belajar tentang warna, gunakan gambar dalam belajar, membuat coretan atau simbol-simbol untuk melambangkan sesuatu, mengenalkan arah, bermain puzzle dan balok, belajar bentuk, menggambar dan mewarnai, belajar mengamati.
kemampuan anak dalam memvisualisasikan apa yang ada dalam benaknya lewat gambar, susunan balok, atau menjelaskan rute menuju sekolahnya. Sehingga anak ini mampu bermain puzzle, menggambar dan mewarnai. Diantara cirinya adalah: anak senang bermain dengan puzzle dan menyusun balok-balok, menonjol dalam pelajaran seni, menggambar sosok orang atau benda yang persis dengan aslinya, senang melihat film, slide atau foto, mencorat-coret pada secarik kertas, hobi mengutak-atik mainan, bongkar pasang mainan, senang
merekam peristiwa dengan video. Beberapa stimulus yang dapat orang tua berikan pada anak: belajar tentang warna, gunakan gambar dalam belajar, membuat coretan atau simbol-simbol untuk melambangkan sesuatu, mengenalkan arah, bermain puzzle dan balok, belajar bentuk, menggambar dan mewarnai, belajar mengamati.
4. Kecerdasan Musikal:
kecerdasan yang mencakup kemampuan meniru suara atau bunyi-bunyian dengan baik atau sekedar penikmat musik. Untuk anak, asahlah kemampuan mereka dengan mengenalkan lagu-lagu anak. Adapun ciri-cirinya adalah: memiliki kepekaan terhadap suara, nada dan irama, suka menyanyi, menikmati musik, mampu mengingat syair dengan baik. Beberapa stimulus yang bisa diberikan: menyanyikan aneka lagu (tentunya lagu yang sesuai dengan usia anak) disertai gerakan dan menebak jenis alat musik.
kecerdasan yang mencakup kemampuan meniru suara atau bunyi-bunyian dengan baik atau sekedar penikmat musik. Untuk anak, asahlah kemampuan mereka dengan mengenalkan lagu-lagu anak. Adapun ciri-cirinya adalah: memiliki kepekaan terhadap suara, nada dan irama, suka menyanyi, menikmati musik, mampu mengingat syair dengan baik. Beberapa stimulus yang bisa diberikan: menyanyikan aneka lagu (tentunya lagu yang sesuai dengan usia anak) disertai gerakan dan menebak jenis alat musik.
5. Kecerdasan Kinestetik:
adalah kemampuan untuk menggerakkan alat-alat tubuh sesuai dengan fungsinya. Cirinya adalah: terlihat tak bisa diam, selalu ingin melakukan sesuatu, bergerak-gerak aktif ketika duduk, hal ini bisa terdeteksi sejak bayi. Senang kegiatan fisik seperti melompat-lompat, suka meniru gerakan orang lain, suka mengotak-atik benda, misalnya mainan.Beberapa stimulus yang bias diberikan: menari, main dorong-dorongan, membereskan kamar, menggambar, menyusun balok dan puzzle.
adalah kemampuan untuk menggerakkan alat-alat tubuh sesuai dengan fungsinya. Cirinya adalah: terlihat tak bisa diam, selalu ingin melakukan sesuatu, bergerak-gerak aktif ketika duduk, hal ini bisa terdeteksi sejak bayi. Senang kegiatan fisik seperti melompat-lompat, suka meniru gerakan orang lain, suka mengotak-atik benda, misalnya mainan.Beberapa stimulus yang bias diberikan: menari, main dorong-dorongan, membereskan kamar, menggambar, menyusun balok dan puzzle.
6. Kecerdasan Naturalis:
kemampuan anak untuk mengenali bentuk-bentuk alam sekitar, seperti burung, bunga, pohon dan alam sekitar. Ciri-cirinya: sangat tertarik pada kegiatan di luar rumah, senang bermain di taman, kebun, akrab dengan berbagai binatang peliharaan, menyukai aktivitas berkemah, memancing dan kegiatan rekreasi lainnya, senang mengkoleksi berbagai benda dari alam, misalnya kerang-kerangan, batu-batuan, mencatat fenomena alam, seperti punya foto, buku harian, gambar koleksi tentang alam. Beberapa stimulus yang bisa diberikan: bermain ke kebun binatang, menanam di kebun, main air atau hujan, memelihara binatang, jalan-jalan ke pantai menikmati pemandangan.
kemampuan anak untuk mengenali bentuk-bentuk alam sekitar, seperti burung, bunga, pohon dan alam sekitar. Ciri-cirinya: sangat tertarik pada kegiatan di luar rumah, senang bermain di taman, kebun, akrab dengan berbagai binatang peliharaan, menyukai aktivitas berkemah, memancing dan kegiatan rekreasi lainnya, senang mengkoleksi berbagai benda dari alam, misalnya kerang-kerangan, batu-batuan, mencatat fenomena alam, seperti punya foto, buku harian, gambar koleksi tentang alam. Beberapa stimulus yang bisa diberikan: bermain ke kebun binatang, menanam di kebun, main air atau hujan, memelihara binatang, jalan-jalan ke pantai menikmati pemandangan.
7. Kecerdasan Intrapersonal:
kemampuan melihat pemikiran dan perasaan sendiri, sehingga mampu memahami emosi serta kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Cirinya yaitu: memiliki empati, bersikap asertif, bisa bekerja sama, mediator dalam konflik, gampang berteman, mempunyai rasa percaya diri, mempunyai motivasi yang tinggi, dan sebagainya. Beberapa stimulus yang dapat diberikan: membuat agenda harian, naik komidi putar (anak usia 1-5 thn), memberi anak kesempatan untuk memutuskan, memanggil dengan sebutan nama yang pasti tidak diubah-ubah.
kemampuan melihat pemikiran dan perasaan sendiri, sehingga mampu memahami emosi serta kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Cirinya yaitu: memiliki empati, bersikap asertif, bisa bekerja sama, mediator dalam konflik, gampang berteman, mempunyai rasa percaya diri, mempunyai motivasi yang tinggi, dan sebagainya. Beberapa stimulus yang dapat diberikan: membuat agenda harian, naik komidi putar (anak usia 1-5 thn), memberi anak kesempatan untuk memutuskan, memanggil dengan sebutan nama yang pasti tidak diubah-ubah.
8. Kecerdasan Interpersonal:
kemampuan untuk memahami perasaan, suasana hati, keinginan serta temperamen orang lain. Cirinya: mempunyai banyak teman, banyak bersosialisasi di sekolah dan masyarakat, mempunyai bakat pemimpin, menikmati mengajar orang lain, memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal dan non verbal. Beberapa stimulus yang dapat diberikan: bermain “pura-pura”, bermain petak umpet, catur, bermain telepon,merayakan kesuksesan anak.
kemampuan untuk memahami perasaan, suasana hati, keinginan serta temperamen orang lain. Cirinya: mempunyai banyak teman, banyak bersosialisasi di sekolah dan masyarakat, mempunyai bakat pemimpin, menikmati mengajar orang lain, memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal dan non verbal. Beberapa stimulus yang dapat diberikan: bermain “pura-pura”, bermain petak umpet, catur, bermain telepon,merayakan kesuksesan anak.
9. Kecerdasan Eksistensial:
sering dinilai sebagai bagian dari kecerdesan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
sering dinilai sebagai bagian dari kecerdesan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan diatas, dapat kita garis bawahi bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa kecerdasan yang
unik dan tidak sama, tinggal bagaimana sebagai orang tua mengarahkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak
sehingga membuat anak memiliki dunia yang diisinya dengan warna-warni kegiatan. (Disadur dari berbagai
sumber). Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam Bishshawab.
1 Comment. Leave new
[…] Baca juga: Mengenal Zona-zona Kecerdasan Majemuk Anak […]