![]() |
Foto diambil dari pixbay.com |
Hidup bagi banyak orang pasti memiliki banyak makna. Memaknai hidup dan kehidupan merupakan sebuah keniscayaan. Terkadang muncul aneka interpretasi memaknai kehidupan. Ada yang bilang hidup cuma sekali hiduplah yang berarti, isilah hidup dengan penuh senyuman, isilah hidup dengan proses kehidupan yang bermanfaat dan sebagainya.
Ada juga yang menginterpretasikan bahwa hidup adalah berjibakunya manusia dengan segala persoalan, kesibukan kantor, mengajar, meneliti, berumah tangga hingga mengurus anak. Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya, sebagai seorang ibu, the real life– nya adalah mengasuh, mendidik hingga merawat buah hati dari sejak di buaian hingga dewasa nanti. Konsep pengasuhan, pendidikan dan perawatan buah hati otomatis bukan hanya persoalan keseharian di rumah saja, akan tetapi persoalan bagaimana menyiapkan emosi anak saat menjelang duduk di bangku sekolah, bagaimana menghadapi teman, bagaimana bergaul, berkomunikasi dengan baik, hingga persoalan kesehatan dan nutrisi anak. Jadi konsep yang diusung seorang ibu sangat komplek dan ibu dipandang harus memang mampu menerapkan berbagai ‘teori’ pengasuhan ala ibu sendiri untuk mencetak generasi yang mumpuni di segala bidang, terutame tumbuh kembang anak.
Lain halnya dengan sosok perempuan sebagai wanita karier. The real life-nya adalah membangun proses berpikir yang berkaitan dengan disiplin keilmuannya. Membedah aneka karya tulis, memprosesnya secara ilmiah dan penuh tantangan untuk terus maju menjadi sosok akademisi yang kuat. Konsep the real life ini terus dikembangkan oleh seorang wanita karier. Bila ia bekerja di sebuah perusahaan, walhasil harus ada upaya-upaya yang dilakukannya demi kemajuan perusahaan. Terlepas adanya polemik tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
Konsep the real life ini lah yang turut membentuk sikap dan kepribadian seseorang. Apabila seorang perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus wanita karier, maka bisa dipastikan ia akan melakukan kombinasi -kombinasi proses kehidupan dalam hidupnya. Bisa jadi timbul pengkotak-kotakan dalam pikirannya atau malah tidak ada sama sekali, sehingga kerap terjadi dalam keseharian seorang wanita akan membicarakan menu kesukaan keluarganya sesaat sebelum bekerja atau mengajar. Hal ini wajar terjadi sebab ada banyak kegiatan the real life yang telah dikerjakan oleh seorang perempuan sebagai seorang ibu dan wanita karier.
Bagi saya, hal ini tak perlu dirisaukan senyampang seseorang dapat mengelola beraneka ragam konsep the real life-nya. Namun terkadang timbul anggapan bahwa sesuatu yang dilakukan tak senada seirama dalam pandangan orang. Padahal, dari beberapa obrolan ringan soal menu masakan sebenarnya dapat menjadi bahan diskusi yang mengasikkan dan konsep the real life menjadi menyenangkan dan tidak menjemukan, dan terkadang dapat menjadi sebuah refresing yang menggembirakan dan menjadi waktu ala “me time” bagi seorang ibu yang berprofesi ganda.
So, cobalah untuk saling menghargai konsep the real life setiap profesi dengan saling memahami dan saling melengkapi. Wallahu a’lam. Salam hangat.