Kesehatan masyarakat sebagai salah satu tujuan dalam pembangunan millennium (MDGs) saat ini menjadi perhatian pemerintah kita. Berbagai program pemerintah yang bersinergi dengan berbagai pihak terus menerus diimplementasikan serta menyasar pada seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam hal ini edukasi pentingnya zat besi bagi kesehatan remaja, ibu hamil dan Balita.
Anemia menjadi fokus perhatian pemerintah karena terjadi pada remaja, ibu hamil, dan balita. Kekurangan zat besi juga dapat meningkatkan resiko stunting. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan sekitar 37,2% balita mengalami stunting, begitu pula dengan anak usia sekolah sekitar 21-35 % mengalami stunting dan kegemukan serta pola keseharian buruk seperti merokok. Sedangkan remaja Indonesia <15 % mengalami anemia dan pada ibu hamil mencapai 37,1 % sebagaimana dikutip dalam kegiatan webinar Danone, 2021. Sehingga saat ini pemerintah berupaya untuk melakukan edukasi tentang pentingnya zat besi serta dampak kekurangan zat besi bagi lintas generasi.
Prevalensi anemia pada remaja sebesar 22,7% (Kemenkes, 2013) Sedangkan rata-rata tingkat kecukupan energi dan protein remaja (72,3 % dan 82,5 %) paling rendah di antara kelompok usia lainnya dan sebanyak 52,5% remaja mengalami defisiensi energi berat (<70%) kebutuhan energi harian. (Balitbangkes, 2015).
Data-data diatas berbicara bahwa remaja, ibu hamil dan balita Indonesia masih mengalami anemia atau kekurangan zat besi hal inilah yang mendorong pemerintah melalui kementerian kesehatan dan juga dukungan dari berbagai pihak untuk bersama-sama bersinergi dan menuntaskan permasalahan gizi lintas generasi melalui edukasi pentingnya zat besi bagi mereka semua.
Apa itu Anemia?
Sebagaimana dilansir dari laman (alodokter.com), kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Sehingga berakibat tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia atau kekurangan zat besi ini kerap kali diderita oleh kaum perempuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa remaja perempuan mengalami menstruasi setiap bulan dan remaja kelak akan menjadi perempuan dewasa dan menjadi ibu, sehingga sejak dini perlu adanya edukasi pentingnya zat besi bagi remaja perempuan, agar saat hamil tidak mengalami anemia, karena mengkonsumsi makanan dengan sedikit kandungan zat besi mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Apa itu Gejala Anemia?
Secara umum gejala anemia yang dirasakan adalah sebagai berikut:
Gejala-gejala diatas sering dirasakan bagi mereka yang mengalami anemia. Pada Ibu hamil gejala-gejala diatas sering kali dirasakan. Hal ini sangat membahayakan karena kurangnya asupan zat besi akan berdampak pada kehamilannya.
Dampak jangka panjang kekurangan zat besi ini dapat dirasakan oleh semua generasi hal ini berhubungan dengan: daya tahan tubuh, intelegensi, kinerja, prestasi, dan kebugaran.
Dampak kekurangan zat besi pada ibu hamil perlu ditangani, karena ia mengandung, sehingga tidak berdampak pada bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu, saat kehamilan, biasanya para ibu diberikan tablet tambah darah yang harus dikonsumsi setiap hari.
Pada anak-anak gejala anemia dapat menyebabkan anak rewel, lemas, pusing. tidak mau makan, gangguan konsentrasi, gangguan pertumbuhan hingga tidak aktif bergerak. Nah, jikalau para ananda memiliki ciri-ciri gejala diatas, bisa jadi asupan nutrisi yang mengandung zat besi kurang. Apalagi anak-anak sukanya memilih makanan, suka makan ayam dan tidak suka makan sayuran dan buah. Hal ini perlu dukungan orang tua dan keluarga untuk menghadirkan makanan yang bervariasi bila perlu juga melibatkan ananda dalam proses memilih dan memasak makanan, sehingga ananda bersemangat untuk mengkonsumsi sayuran dan juga buah-guahan.
Apa yg seharusnya dilakukan?
Anemia ini membutuhkan penanganan segera. Penanganan pada remaja putri dan ibu hamil ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak orang tua, posyandu, keluarga, dinas kesehatan, organisasi, fortifikasi makanan, serta masyarakat.
Dukungan semua pihak sangat diperlukan dalam memberikan penanganan pada permasalahan anemia ini. Sehingga asupan nutrisi yang mengandung heme-iron (zat besi dalam protein hewani) dan non heme-iron (zat besi dalam protein non hewani, yaitu nabati harus diberikan secara terus menerus. Sebagaimana diketahui bahwa makanan nabati perlu dikonsumsi bersama dengan vitamin C agar penyerapan zat besi optimal. Oleh sebab itu, remaja putri, ibu hamil dan balita harus mengkonsumsi beragam bahan makanan yang mengandung beberapa zat besi seperti dibawah ini:
Danone Indonesia
Danone sebagai perusahaan pioner makanan di Indonesia memiliki dukungan yang besar dan bersinergi bersama program-program pemerintah untuk selalu memberikan manfaat. Sebagaimana komintmen Danone “One Planet, One Health” yang berkonstribusi pada masyarakat dan berinovasi dalam menghadirkan produk nutrisi yang mendukung nutrisi bangsa, diantaranya adalah susu pertumbuhan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan Danone Indonesia ini sangat terasa, tetap sasaran, dan menyasar pada beberapa komunitas, seperti komunitas anak sekolah, paud, remaja, karyawan, hinggamasyarakat. Dalam hal stunting, Danone Indonesia telah mengintegrasikan program-program unggulan yang dimilikinya untuk mendukung nutrisi yang spesifik dalam mengurangi stunting di Indonesia.
Diantara beberapa program unggulan Danone Indonesia adalah:
- Mempromosikan program gizi seimbang melalui isi piringku kepada Bunda Paud Indonesia.
- Gerakan Ayo Minum Air (Amir), yaitu program kolaboratif yang bertujuan untuk membiasakan anak sekolah untuk minum 7-8 gelas air setiap hari.
- Melalui Warung Anak Sehat, Danone memberdayakan para Ibu kantin sekolah untuk menyediakan dan mengolah makanan ringan sehat dan bergizi.
- Memperbaiki sistem rujukan bagi anak yang memiliki gizi buruk dan memberikan penguatan serta perhatian khusus bagi mereka yang beriesiko tinggi mengalami stunting. Dengan adanya sinergi bersama FKUI, kementrian Desa dan Desa berhasil menurunkan angka stunting sebesar 4,3% dalam waktu 6 bulan.
- Program GESID merupakan program Generasi Sehat Indonesia yang memfokuskan pada membangun kesadaran dan kesehatan gizi remaja.
- Dukungan fasilitas di Taman Pintar yang berada di kota Yogyakarta memfokuskan pada kesehatan dan gizi.
- Duta 1000 Pelangi ini merupakan program bantuan bagi karyawan dan masyarakat dalam 1000 hari kehidupan dengan menjadikan karyawan sebagai duta, sehingga karyawan dan masyarakat dilatih untuk memahami pentingnya kesehatan dan gizi.
Dari paparan diatas, dapat dijelaskan bahwa kekurangan zat besi berdampak jangka panjang bagi anak-anak, remaja, ibu hamil, dan balita. Sehingga edukasi tentang pentingnya zat besi harus selalu dilakukan pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan bersinergi dengan berbagai pihak. Sehingga potret generasi sehat Indonesia akan tercapai. Saatnya kita bersama-sama memutus mata rantai anemia, agar terwujud generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan bergizi.
Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Artikel Blog dalam rangka Hari Gizi Nasional oleh Nutrisi Untuk Bangsa.
2 Comments. Leave new
Aku sadar banget, kalau aku pribadi, perlu banget sama zat besi, apalagi di kondisiku sekarang.
Minum tablet tambah darah Mbak