Assalamu’alaikum Narablog. Halo, … jumpa lagi ya…. setelah review Antologi saya bagian ke-1 dan ke-2, kini memasuki bagian ke-3 ada nih. Semoga terus berlanjut ya? Doakan tahun ini punya buku solo lagi ya Narablog. Amin.
Ada 4 buku antologi dari komunitas yang saya ikuti, yaitu Pejuang Literasi, Basagita dan Perempuan-perempuan Menulis. Baiklah, kali ini akan saya ceritakan isinya. Yuk, disimak ya?
1. Sekantong Kisah untuk Si Penyejuk Hati
Awalnya saya ikut tantangan menulis di 15 Hari Bunda Berkisah yang dikomando Ndan Mega (Bunda Ghazi) di Pejuang Literasi. Kisah-kisah keseharian yang lahir ini bertema tentang keseharian para Bunda bersama Ananda. Saya menggali kisah ini secara langsung dari ananda ketiga saya dengan real objek yang terdiri dari batu, semut, hujan, dan lain sebagainya. Berbagai penggalian ide ada saja yang para Bunda upaya untuk memulai pembicaraan tentang berbagai hal kepada para anandanya. Tentunya dengan menggali respon anandanya untuk bercerita perihal stimulus (apa yang Bunda tanyakan) kepada ananda.
Buku ini berisi sekitar 72 penulis yang terbagi dalam 2 jilid buku. Semua kisah-kisah para Bunda bersama Ananda ditulis dengan sangat dalam dan penuh makna. Membersamai ananda adalah anugerah tersendiri bagi para Bunda untuk selalu mengikuti setiap tumbuh kembang anandanya.
Tulisan saya dengan judul “Menjemput Kisah Penuh Makna dari Ananda”. Dalam tulisan ini saya memilih tema Semut. Saat itu saya berdialog memberikan stimulus kepada ananda, sehingga ia meresponnya. Ternyata banyak hal di sekeliling kita yang bisa dijadikan media belajar ananda. Nah, melalui Bunda Ghazi inilah saya pribadi banyak belajar menggali pengalaman dan pengetahuan ananda melalui dunia sekitar, dimana terkadang jarang kita lakukan disebabkan banyaknya kesibukan yang mendominasi tugas untuk membersamai ananda. Padahal, kegiatannya mudah dan intinya memperbanyak interaksi ananda bersama Bundanya, sehingga ananda tetap merasakan bahwa sang Bunda ada.
2. Lost in Dream
Berbicara soal mimpi, pastinya siapapun pernah bermimpi ya? Nah, kali ini Basagita Community berkeinginan mengumpulkan tulisan-tulisan bertema mimpi.
Ada beragam kisah saat berbicara mimpi, tak hanya soal mimpi biasa, ia juga bercerita tentang mimpi yang dibalut cinta, luka, penghianatan, ketakutan dan lain sebagainya. Kumpulan fiksi mini ini pas banget menemani hari-hari pembaca dalam beragam suasana ya?
Saya menulis kisah seorang gadis yang sedang menghadiri pernikahan temannya dan dikira seorang artis terkenal. Nah narablog, buku yang ditulis oleh 50 kontributor yang masih didominasi oleh para Emak ini berhasil berkisah tentang mimpi dengan segala pernak-perniknya.
3. Denting Dawai Rasa
Tema rindu adalah tema yang lekang zaman, alias pasti selalu muncul sepanjang masa. Antologi cerpen puisi dan lagu “Denting Dawai Rasa” ini bercerita tentang curahan rindu dalam berbagai sudut pandang. Para 23 Emak yang tergabung dalam Basagita Community ini berhasil menceritakan betapa rindu itu berat. Kerinduan pada orang-orang tercinta (suami, orang tua, kekasih dan anak) mendominasi 26 cerita.
Tulisan saya berjudul “Menunggu Keajaiban” ini diilhami dari lagu Backstreet Boys (BSB) yang berjudul “Open Up Your Heart To Me”. Lagu ini berkisah tentang kerinduan seseorang. Kisah terjalin tentang kerinduan Maura pada sosok suaminya yang pulang ke negaranya dan tak kembali, sedangnya sang anak selalu mempertanyakan keberadaan ayahnya. Rasa rindu yang mendera membuat Maura kerap menangis walaupun ia selalu berusaha berdamai dengan hidupnya.
4. Cerita Anak (Cernak)
Cerita Anak adalah salah satu genre yang saya sukai. Salah satu cerita anak saya terbit dalam Komunitas Perempuan-perempuan Menulis (P2M). Komunitas ini sangat aktif dan telah menghasilkan puluhan antologi dan novel solo anggotanya.
Cerita anak ini ditulis oleh 17 Emak dan 1 Bapak dengan berbagai tema yaitu: keseharian anak-anak, hewan dengan berbagai perniknya serta petualangan.
Saya menulis cerita anak dengan judul “Misteri Kuda Bintik”. kebetulan saya menyukai genre misteri anak dan remaja versi detektif. Kali ini saya bercerita petualangan dua kakak beradik yang sedang berlibur ke rumah kakeknya di luar Jawa dan mendapatkan misteri hilangnya kuda bintik milik sepupu mereka. Kisahnya bikin dag-dig-dug lho. Saya suka banget cerita ini, apalagi ada anak teman saya yang selalu mengulang-ulang cerita saya karena baginya sangat menarik, seakan-akan si pembaca ikut terlibat dalam isi cerita. Wah, saya bahagia juga mendengarnya.
Baca juga: Antologiku dari Masa ke Masa (Bagian 1)
Antologiku dari Masa ke Masa (Bagian 2)
Narablog, Keempat antologi saya ini memiliki keistimewaan tersendiri. Bagi saya, menulis menjadi kebutuhan seiring dengan kesibukan yang saya miliki. Oh ya, beberapa antologi sedang menunggu untuk direview ya? nantikan tulisan berikutnya yaa. Semoga bermanfaat.
2 Comments. Leave new
So inspiring… Literat yang rendah hati.
Terima kasih Mbak